2013/07/14

Aku Menunggu Hatimu

Menunggu, menunggu, dan menunggu. Ya itulah kegiatan perasaanku saat ini tapi ntah kenapa aku begitu menikmatinya. Menunggu dirinya yang ntah kapan akan membuka hatinya untukku. Dia terlalu sibuk dengan masa lalunya, masa lalunya yang membuat dia begitu terjerumus ke dalamnya dan ntah sampai kapan akan muncul di permukaan hatinya kembali. Hey, bisakah kau melihat aku dengan hatiku disini dinda? Ucapku dalam hati ketika berhadapan dengannya.
Aku mengenalnya sudah 2 tahun, tepatnya awal perkenalan kami di bangku perkuliahan. Dia gadis yang manis, smart, dan aku tertarik padanya. Aku mendekatinya dengan caraku, sampai pada akhirnya kami bersahabatan dan selama itu juga aku memendam anganku dan perasaanku untuk bisa jadi kekasihnya. Pernah kucoba untuk mengungkapan tapi tiba-tiba lidahku kelu setelah mengingat kembali ceritanya tentang masa lalunya kurasa usahaku sia-sia saja hingga aku memendam perasaan ini kembali.
Kau tahu betapa indah senyumnya ketika dia menyapaku, betapa lembut suaranya ketika berbicara denganku, betapa lembut tangannya ketika dia menggegam jemariku, ahhh.. seandainya saja kau menjadi kekasihku aku percaya aku orang paling beruntung di dunia ini.
Berjalannya waktu aku tak bisa menahan perasaan ini lagi hingga kuputuskan untuk mengatakan yang sejujurnya, aku sudah siap menerima apapun yang akan dia ucapkan padaku. Malam itu juga aku memutuskan untk menemuinya di rumahnya, dia membukakan pintu dan kembali, kembali dengan kebiasaannya tersenyum padaku aku tak membalas senyumnya karena aku terlalu sibuk dengan hatiku kata apa yang pantas kuucapkan untuk bidadari di depanku.
"dinda" ucapku gugup
"kenapa hen?"
"ada hal serius yang ingin kukatan padamu"
"apa" Dinda menatapku serius
Aku terdiam, jantungku berdetak kencang, darahku berdesir hebat, keringatkupun bercucuran dari dahiku
"kau kenapa?" dia memegang tanganku
"dinda, aku.... aku....." Lidah ini kembali kelu
"aku? aku apa?"
"AKU MENCINTAIMU" 
Aku terdiam akhirnya aku bisa mengatakan itu, dinda melepaskan tangannya dari tanganku dia tertunduk aku tak berani melihatnya, aku takut apakah dia akan membenciku setelah ini. Kami masih terdiam sampai pada akhirnya aku memutuskan untuk
"dinda, maafkan aku, maafkan aku yang terlalu lancang mengatakan ini aku sudah tak sanggup lagi memendam rasa ini dihatiku. Jika kau tak ingin menjawabnya tak apa dinda aku bukan menunggu dirimu untuk menerima cintaku, aku menunggu hatimu untuk mencintaiku"
Dinda mengangkat kepalanya, dia meneteskan air mata. Dia memelukku, ya dia memelukku sangat erat
"hen.. ternyata aku bodoh ya, aku terlalu bodoh karena aku memaksa hatiku untuk tetap berada di masa laluku sampai aku lupa membuka hatiku untuk orang yang mencintaiku. Hen sebenarnya aku sudah tau kalau kau mencintaiku selama itu juga aku membukanya tapi aku gagal. aku gagal untuk itu"
"Dinda...aku berjanji akan menolongmu untuk membukanya, kita akan lakukan ini pelan-pelan"
"benarkah? Kau masih mau?"
"tentu"
Berjalannya waktu dinda sudah mulai bisa melupakan masa lalunya, sampai pada ketika di suatu taman
"hen, apakah kau masih menunggu jawabanku"
"hatiku ini selalu menunggu hatimu din"
"hatiku kini akan menerima hatimu, aku sadar masa laluku hanya sebuah kenangan dan kini aku ingin masa depanku ku ukir denganmu"
Aku tersenyum, aku memeluknya dengan erat. 

Quotes:
"Menunggu adalah sesuatu yang sulit dilakukan jika kau tak menikmatinya, tunggulah seseorang yang kau cinta karena hatinya, bukan fisiknya. Karena hati tak akan pernah berbohong pada siapa dia akan mencinta",
"Jangan terlalu larut dalam masa lalumu yang kelam, jadikanlah ia kenangan. Bukalah hatimu karena ada cinta yang baru menunggumu dengan hatinya yang tulus".

:)
-YDM-

Tidak Apa-Apa Jika Sendiri

Tulisan ini tercipta saat saya sedang menunggu masuk ke sebuah studio untuk menonton. Hari ini tanggalnya cantik sangat bahagia melihat ora...