2015/02/18

Seperti Air

Senyumanmu yang sangat mempesona berhasil membuat jantungku dag-dig-dug tak karuan dan sapaanmu yang menyejukkan ditelingaku, sayang semuanya berubah saat ku tahu bahwa kau tak lagi dengannya. Senyummu kini memudar andai aku bisa mengembalikannya.
            “Don” sapamu disaat aku diam-diam memperhatikanmu dari sudut mataku. Aku terjerambab.
            “Eh iya kena Ca?” aku berusaha mengatur nada suaraku sebiasa mungkin agar kau tak mencurigaiku.
            “Edo mutusin gue” katamu pebuh penekanan.
            “Loh emangnya kenapa?”
            “Nggak tahu tiba-tiba aja” jawabmu singkat.
            Kau hanya diam dan aku sibuk menerka-nerka apa yang membuat Edo berani memutuskan wanita sempurna sepertimu. Angin yang sepoi-sepoi membuat ujung-ujung rambutmu menutupi keindahan wajahmu ingin sekali aku mengibaskannya tapi aku urungkan karena aku takut kau merasa terganggu.
            “Yaudahlah ngapain juga lo tangisin mungkin cowok kayak dia emang nggak pantes buat lo”.
            “Coba deh lo jadi gue, sedih banget tau”.
            Aku hanya diam dan berucap dalam hati, “andai kau tahu bagaimana perasaanku terhadapmu, tapi aku masih takut untuk mengungkapkan karena aku ingin semuanya berjalan seperti air dan aku siap untuk menunggumu 100 tahun lagi”.

Terima Kasih Untuk Lima Tahun Yang Sia-Sia

“Foto siapa ini Ndre?” wanita tu berteriak kepada laki-laki yang kini tertunduk bersalah dihadapannya. Tak sengaja ia melihat foto di dalam dashboard mobil laki-laki yang ada disebelahnya tersebut, yang notabene lelaki itu adalah kekasihnya.
            “Siapa?” kini suara wanita itu semakin keras tak terkendali diiringi dengan isak tangis yang membuat dadanya semakin sesak.
            Laki-laki berkumis yang dihadapannya masih tertunduk, ia masih tidak mempercayai bahwa wanita yang telah dipacarinya lima tahun itu mengetahui semua perselingkuhannya selama ini. Sebenarnya tak ada sedikitpun ia berniat untuk memiliki yang lain tapi apa daya dua tahun belakangan ini wanita itu selalu menemaninya, disaat pacarnya harus melanjutkan kuliah di luar negeri dan kedekatan tersebut berlangsung hingga hari ini, hingga hari dimana wanita yang sangat ia jaga mengetahui semua perselingkuhan itu.
            “Andre jawab aku!”
            Laki-laki yang disebut namanya tersebut masih bungkam tanpa kata tak ada yang terlintas dibenaknya sedikitpun bagaimana agar ia bisa menjelaskan semuanya kepada Lisa, pacarnya.
            “Baiklah, jika kamu masih membisu seperti ini lebih baik kita sudahi saja semuanya aku terlalu sakit dengan segala tipumu.” Lisa segera beranjak turun dari mobil Andre.
            “Tunggu.”
            Lisa melepaskan gagang pintu mobil dan menatap lekat-lekat kearah Andre.
            “Lisa maafkan aku, ini bukan inginku Lisa semuanya terjadi begitu saja semenjak kamu pergi dan kita jarang komunikasi aku benar-benar merasa sepi aku membutuhkan seseorang untuk bisa kuajak berkeluh kesah, maafkan aku.”
            “Apa? Semudah itu kamu ucapkan hal itu, belum cukupkah atas tiap waktuku yang telah kuberikan padamu selama ini? Apa yang ada dibenakmu Ndre? Kamu begitu tega, aku tak mau lagi mendengar semua katamu. Setelah aku tahu yang sebenarnya sekarang, aku yakin aku bukanlah yang terbaik bagimu dan aku yakin aku bukanlah satu-satunya yang kau berikan kasih sayang dan semua kata manismu. Cukup semuanya sampai disini Ndre, aku sudah cukup mengenalmu dalam lima tahun hubungan kita dan yang aku sadari adalah hatimu memang tak bisa aku dapatkan, terima kasih atas waktumu yang terbuang sia-sia hanya karena aku.” Lisa pun turun dari mobil Andre.
           

            

Tidak Apa-Apa Jika Sendiri

Tulisan ini tercipta saat saya sedang menunggu masuk ke sebuah studio untuk menonton. Hari ini tanggalnya cantik sangat bahagia melihat ora...