2017/07/29

Haris, 2017


Let me tell you a story about Haris.

Haris Adami, berjenis kelamin laki-laki lahir pada 27 September 1995 berbintang Libra. Saat ini masih berkuliah di salah satu Kampus Negeri di Kota Pekanbaru.

Aku mengenalnya setahun silam dan kami memulai hubungan setelah sebulan dekat. Awalnya entah mengapa bisa mungkin saat itu karena hanya merasa nyaman dan ketika kami saling komunikai bahan obrolan kami sama. Sampai akhirnya kita memutuskan untuk menjalin hubungan sampai sekarang dan semoga juga sampai nanti.

Tulisan ini bukan seluruh tentangnya, tapi apa yang aku ceritakan ini adalah bagian hal yang takkan kulupakan untuk kuabadikan didalam bentuk tulisan.

Haris, seseorang yang bukan romantis dan perhatian dalam setiap waktunya tapi berhasil menjadi seseorang yang kurindukan setiap harinya. Entah apa magnet yang ada padanya, tapi begitulah dia begitu menyenangkan dan sederhana.

Dia tidak pernah meminta banyak hal padaku, tidak menuntut aku untuk harus jadi seperti apa dan tetap bersamaku saat-saat sulit dalam hidup. aku bahagia, tentu saja. Mungkin lebih jauh lebih bahagia dibanding kata bahagia sendiri. Bersamanya ada waktu yang aku tak ingin berjalan dengam cepat, bersamanya inginku banyak melakukan perjalanan sehingga akan banyak yang akan kukenang untuk cerita pengantar tidur, dan bersamanya aku bisa melupakan keresehanku. Begitulah ia tidak banyak bicara tapi mampu mendengarkan segalanya dengan baik.

Malam ini, malam diakhir bulan Juli tepatnya 29 Juli 2017. Aku dengannya baru saja bertemu untuk melepas rindu karena dari sebulan sebelumnya dan untuk sebulan kedepan kita tidak akan bertemu. Aku memandangnya lebih lama, entah mengapa tapi aku suka. Dalam hatiku aku berkata akankah dia tetap mengingatku dikala jauh? Kuharap dan kupercaya, tentu saja dia akan mengingatku.

Dikala jauh, tentu saja ada pikiran buruk aku terhadapnya semisal bagaimana disana ia dekat dengan perempuan lain. Tapi, aku tidak ingin selalu berburuk sangka terhadapnya karena bisa saja buruk sangkaku malah akan memicu keadaan menjadi sebenarnya.

Aku percaya Haris, seperti ia juga mempercayaiku. Aku tak ingin membuatnya terlalu banyak berpikir karena sifatku yang kadang kekanakkan karena sejatinya kami memang bukan anak-anak.

Bagiku, hubungan ini akan disayangkan sekali apabila harus berakhir hanya karena pikiran buruk masing-masing. Pernah, hampir saja berakhir tapi untungnya kami cepat menyadari dan memperbaiki. Sampai akhirnya aku sadar bahwa aku terlalu menuntut.

Sebagaimana layaknya sebuah hubungan, kedua pemerannya harus sama-sama berperan untuk keutuhan hubungannya. Begitupun aku terhadap hubungan ini, aku mencoba mengubah sikap burukku yang mungkin masih dia maklumi. Dan untuk keluasan hatimu memakluminya, terimakasih.

Banyak yang dapat kuuraikan, tapi untuk malam diakhir bulan Juli ini cukup ini saja yang aku ceritakan. Semoga kamu siapapun yang membaca dapat mengenal Haris, lelaki yang bersamaku setahun belakangan ini. Lelaki yang begitu aku sayangi. Dan semoga lelaki yang akan mendampingiku hingga kelak Tuhan memanggilku.

Dan teruntuk Haris yang aku spesialkan tulisan ini untukmu, terimakasih karena masih bersamaku dalam segala hal. Tetap seperti apa adanya dirimu karena cukup menjadi dirimu saja aku sudah jatuh cinta setiap kalinya.

Salam..

2017/07/16

Jalan - Jalan di RTH Putri Kaca Mayang


RTH merupakan singkatan dari Ruang Terbuka Hijau yaitu suatu bentuk pemanfaat lahan yang diperuntukkan untuk penghijauan tanaman (sumber: wikipedia)

RTH hampir sama seperti taman pada umumnya, ditempat ini bisa dijadikan sebagai tempat rekreasi untuk keluarga bermain atau untuk para muda-mudi berkencan, atau bisa juga dijadikan untuk berbagai macam kegiatan, salah satunya RTH Putri Kaca Mayang.

RTH Putri Kaca Mayang terletak di Kota Pekanbaru persisnya di Jl. Sudirman yang berseberangan dengan Bank Indonesia. RTH ini berluas 1 ha yang terdiri dari beberapa spot yang menarik. Mulai dari tempat duduk seperti jamur, taman, jembatan, toilet, pos penjagaan, dan arena teater.

Tapi sayang, ketika pagi ini saya berkunjung kesana yang menjadi daya tarik pertama saya adalah sampah bertebaran dimana-mana padahal banyak tong sampah yang disebar ditempat ini. Sungguh disayangkan tempat yang seharusnya menjadi tempat cuci mata malah dirusak dengan kantong-kantong plastik dan bungku makanan serta minuman disetiap bagiannya. Padahal kalo kita sama-sama saling menjaga tempat ini akan menjadi salah satu spot favorit bagi orang-orang Pekanbaru.
Meskipun ada petugas kebersihan yang akan membersihkan tapi diri kita masing-masing pasti punya kewajiban untuk itu bukan.

"Kebersihan adalah sebagian dari iman". Berarti bagi kaum yang masih membuang sampah sembarangan tidak memiliki sebagian iman mereka. Ini merupakan hal kecil tapi akan menjadi bermakna apabila kita menyadari bahwa hal kecil ini sangat penting.

Jadi, teruntuk yang masih membuang sampah tidak pada tempatnya jangan hanya menjadi penghancur apa yang sudah ada tapi mulailah menjadi orang-orang yang menjaga lingkungannya. Jika kaki berat melangkah ke tong sampah maka simpanlah sampah dalam tas dahulu. Tidak ada yang sulit dalam menjaga, kecuali kita benar-benar tidak peduli terhadap itu.

Oya waktu kunjungan terbaik kesini itu enaknya pagi kalo nggak senja sama malam. 

Semoga ini dapat sedikitnya menyadarkan bagi kaum tersebut.

2017/06/23

Lebaran Untuk Yang Belum Bekerja


Nggak kerasa hari ini adalah Ramadhan terakhir ditahun ini, semoga yang berpuasa diterima puasanya oleh Allah SWT dan sama-sama mendapatkan hari yang fitri pas lebaran nanti.

Tulisan gue kali ini yaitu tentang gimana rasanya berlebaran bagi kaum yang dalam masa belum mendapatkan pekerjaan (a.k.a pengangguran) kayak gue. Gue yakin ada beban moral tersendiri didalam hati kita karena belom bisa memberi padahal sudah waktunya.

Pastinya semua orang di dunia ini nggak ada yang pengen ngerasain masa-masa nganggur karena masa ini masa yang amat kritis apalagi ketika umur lo adalah umur yang harusnya sedang bekerja giat-giatnya untuk menata masa depan lo, tapi ya gitu lo masih aja nemuin kerjaan yang pas bahkan mungkin banyak dari kita yang nurunin standar kualitas agar bisa dapetin kerjaan secepat mungkin.

Hal ini gue rasain, setelah sempat bekerja awal tahun kemarin dan gue memutuskan untuk resign. Bekerja bukan melulu untuk mendapatkan gaji, bekerja bukanlah hal agat tiap harinya lo punya kegiatan, tapi bekerja adalah kehidupan yang lo jalanin dengan sepenuh hati. Ketika lo udah engga ngerasa nyaman sama kerjaan dan hanya bersifat keterpaksaan maka tinggalkanlah. Dan itu yang gue lakuin.

Dan akhirnya sekarang gue nganggur lagi dan ini lebaran pertama gue menjadi seorang pengangguran. Enak nggak sih apa biasa aja? Jujur bagi gue nggak enak. Karena belom ada yang bisa gue banggain ke orang tua gue, apalagi nanti kalo saudara-saudara pada nanya ke orang tua gue anaknya kerja dimana, gue yakin ada perasaan sedih bagi mereka dan ada perasaan kecewa di diri gue sebagai anak.

Sampai akhirnya lebaran tahun ini gue memilih nggak pulang, ada banyak hal yang harus gue perjuangin dulu sampai akhirnya kalo lebaran tahun depan gue udah bisa ngebanggain mereka.

Gue yakin bagi yang pada posisi gue sekarang merasakan hal yang sama, berlebaran tanpa kerjaan itu emang nggak enak, apalagi kalau ada saudara yang seumuran lo,  tetangga, atau siapapun udah mencapai titik karir kesuksesan dan lo masih gitu-gitu aja.

Tapi jangan sedih dan buat lo putus asa, karena gue yakin setiap orang punya tempatnya masing-masing asal kita masih survive untuk meraih apa yang menjadi keinginan kita. Bisa saja tahun ini kita seperti ini tapi niatkanlah tahun depan lo udah ada perubahan.

Pada dasarnya hidup emang bukan untuk mendengarkan penilaian orang lain terhadap kita tapi hidup adalah apa yang kita lakukan sehingga kita memiliki nilai dimata orang lain. Apapun yang dikatakan saudara, keluarga, tetangga, atau siapapun besok di hari lebaran janganlah membuat lo berkecil hati tapi jadiin motivasi, toh lebaran bukan ajang pamer-pamer diri tapi bagaimana kita meningkatkan kualitas diri untuk kehidupan selanjutnya.

Semoga hal ini sedikit bisa memotivasi kita semua termasuk gue. Never give up. Karena Tuhan nggak akan pernah sia-siain bagi hambaNya yang mau berusaha dan tetap berdoa.

Dan tulisan ini juga diperuntukkan bagi kita semua yang sedang berada pada fase kapan.
Kapan bekerja,  inget umur.
Kapan kelar kuliah, inget temen-temen seperjuangan udah pada kelar.
Kapan nikah, inget yang seumuran udah pada nikah.
Kapan punya anak, anak ini udah punya 2, 3 bla bla bla.
Dan kapan kapan kapan lainnya.

Pada sejatinya hidup bukan sesimple kelar kuliah, bekerja, mapan, menikah, punya anak. Tapi disela fase itu harus ada perjuangan yang bahkan ada orang malah menyerah ditengah jalan.

So, open your mind. Seenggaknya mari saling menghargain dan memotivasi.

Selamat berlebaran. Minan Aidin Wal Faidzin, Mohon Maaf Lahir dabln Bathin. 

2017/06/02

Setahun Setelah Dinyatakan Lulus...

Hola.. gimana nih puasa nya? Semoga bisa lancar dan berkah ya sampai nanti Idul Fitri. Baiklah setelah terakhir menulis di blog ini adalah April lalu, sekarang gue mau cerita lagi tentang apa aja yang udah gue dapetin selama setahun ini setelah dinyatakan lulus.

Baiklah, untuk mengingatkan kembali gue Alhamdulillah di 2 Juni 2016 kemaren bisa menyelesaikan pendidikan gue di salah satu Universitas Swasta di Kota Padang.

So, apa aja yang udah gue dapetin dari 2 Juni 2016 - 2 Juni 2017 ini? Let's read.

Gue mengalami masa menganggur sampai Desember 2016, yup dari segala bentuk lowongan gue coba, mulai dari Bank, BUMN, Job Fair dan banyak lainnya. Gue masih inget awal pertama gue ngikutin tes pekerjaan yaitu BI lalu disambung PLN dan tes lainnya. Dan emang belom rezeki saat itu gue cuma stuck sampai di psikotest, it's oke gue nggak ngerasa berkecil hati karena seeenggaknya gue udah coba.

Masa-masa stagnan hidup gue,  nggak bisa kemana-mana karena gue nggak netap lagi di Kota Padang tapi tetep gue nikmatin segalanya. Saking menikmatinya berat badan gue nambah banyak hahaha.

Setelah hampit kurang lebih 5 buln dirumah gue memutuskan lebih tepatnya meminta ke orang tua untuk hijrah ke Kota Kelahiran gue, Pekanbaru. Dan tepat di 15 Desember 2016 kemarin gue hijrah kesini sampai sekarang.

Awal sampai Pekanbaru gue langsung tes Ombudsman tapi yang ini gue emang pesimis sih dari beribu yang daftar yang keterima hanya 5 orang hahaha, well itu bener gue nggak lulus. Akhirmya gue browsing di internet lewat situs loker-loker yang ada di kota ini. Gue sebar cv kesana kemari sampai akhirnya ada satu kesempatan buat gue.  Alhamdulillah.

Tepatnya, 25 Januari 2017 gue keterima disalah satu Cafe di kota ini dengan menduduki posisi Accounting. Gue excited karena Alhamdulillah kalo dikata itu nggak lama banget buat nganggur. Pengalaman gimana gue kerja udah gue tulis juga di blog ini, silahkan dibaca.

Sampai akhirnya gue bertahan dikerjaan gue cuma sampai 1 April 2017 dengan berbagai pertimbangan. Dan sampai sekarang di 2 Juni ini gue masih mencari.

Jadi apakah yang udah gue dapetin setahun setelah dinyatakan lulus? Perjalanan dan pengalaman. Yup, kedua itu banyak mengajarkan gue dan banyak memberikan hal yang baru buat gue. Intinya semuanya adalah bagaimana kita terus berusaha.

Jujur gue kadang suka iri sama temen-temen yang udah bisa hidup sendiri dari penghasilan mereka. Tapi gue yakin perjalanan orang itu beda-beda dan gue yakin Tuhan masih menginginkan gue terus berpetualang.

Beruntungnya gue punya orang-orang yang selalu support, tapi gue yakin mereka jauh lebih mengharapkan gue buat bekerja lebih cepat. Maka dari iti sebisa mungkin gue enggak kasih banyak beban ke mereka.

Now, i just try to enjoy. Gue nggak mau putus asa, gue nggak mau bilang kalo Tuhan nggak adil karena gue yakin perjalanan manusia semuanya udah adil dikasih Tuhan. Menikmati dan bersyukur adalah hal yang harus lo lakuim disaat lo mulai jenuh dengan kondisi yang ada (a.k.a seperti gue). Lakukanlah apa yang buat lo happy, gue misalnya lebih banyak coba belajar masak dan jalan ke perpustakaan, atau sekedar menikmati secangkir kopi.

Gue nggak tau kemana arah yang Tuhan kasih kedepannya, tapi gue adalah pemeran yang bisa menentukan kemana gue akan melangkah. Begitupun lo.

So, always be happy. Karena pekerjaan bukanlah sesuatu hal yang berasal dari rekrutan lalu mendapatkan imbalan setiap bulannya. Tapi pekerjaan adalah nelakukan apa yang lo senangu sehingga dapat menghasilkan. 

Keep trying and never give up.

2017/04/14

April Sendu

April. Tulisan ini didedikasikan untuk segala kesenduan yang beruntun terjadi dari awal bulan sampai pertengahan bulan ini. Tulisan ini juga didedikasikan untuk almarhumah nenek tercinta yang berpulang di tanggal 11 April 2017 dengan senyuman yang sangat indah. Serta untuk diriku sendiri yang kini sedang menikmati kesenduan.

Berawal dari 1 April, hari itu adalah hari momentum bagiku karena aku melepaskan hal yang sangat aku idamkan dari semenjak lulus kuliah, yaitu pekerjaan. Tepat di tanggal tersebut aku memutuskan berhenti karena banyak hal yang sudah tidak sejalan denganku (untuk cerita detail tentang ini akan kutulis nanti). Menyesalkah aku? Tidak. Ya, jauh dari sebelum aku ingin berhenti aku memang sudah sangat ingin berhenti. Melepaskan dengan berat bukan karena aku kehilangan pekerjaan tapi aku tidak bisa bersama dengan rekan-rekanku yang lain, dan jadilah hari itu hari perpisahanku dengan diiringi air mata.

Perpisahan memang bukan hal yang diinginkan tapi harus terjadi. Sebagaimana Sang Pencipta telah mengaturnya dengan segala hal yang berpasang-pasangan. Ada yang datang ada pula yang pergi. Ada yang menetap ada yang meninggalkan. Dan itu semua menyangkut dengan kebaahagiaan dan kesedihan.

Setelah resign, aku menjalani semuanya seperti setelah aku baru lulus kuliah. Ya, kembali menjadi pengangguran. Sekali lagi, menyesalkah aku? Tidak. Kuisi hari-hari ku dengan banyak membaca buku agar pengangguranku lebih produktif. Kemudian aku terus melanjutkan hidup.

11 April 2017 tepat hari itu aku keluar seharian karena ingin mencoba peruntungan dengan mengantar lamaran pekerjaan. Pulang sudah lewat maghrib. Kulihat dirumah kakakku sedang menonton televisi dan nenek sedang tidur. Ah ya, nenekku sedang sakit kepala dari kemarinnya. Seperti biasa aku langsung masuk kamar lalu mandi. Tiduran, main hp. Seperti yang kulakukan setiap malam. Tepat pukul 10 lewatan nenekku mengeluh kepalanya sangat sakit. Sampai akhirnya tepat di pukul 10.30 Allah mengambilnya kembali dengan satu hentakan nafas dengan berucap "Lailla ha illallah". Seketika semua diam. Lalu pecahlah tangis. 11 April adalah hari paling sendu di 22 tahun aku hidup. Kehilangan sosok yang amat menyenangkan  kehilangan sosok yang amat disayangi, dan kehilangan sosok yang selalu menghargai.

Aku yakin beliau sudah di pangkuan sang ilahi terlihat jelas dari raut wajah yang sangat tenang kala itu. Ketika dikafani beliau layaknya bayi yang sangan kecil. Aku berharap ketika nanti kita di akhirat aku bisa kembali bersama nenek dan kedua orang tuaku. Selamat jalan Nek, setidaknya aku bahagia karena aku melihatmu begitu tenang Nek :').

14 April 2017, untuk hari ini aku akan mengutip sebuah arti dari surah Al-Insyirah ayat 6 "sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan". Mungkin ini adalah cobaan aku sebagai seorang kakak karena belum bisa mengajarkan adikku dengan benar tentang pengaruh sosial. Hingga pada akhirnya ada kabar buruk yang datang di hari itu, sebagai seorang kakak yang belum bekerja itu sangat menamparku sampai akhirnya kucoba seleseikan masalah adikku dengan berbagai cara. Alhamdulillah Allah memberikan jalan dan kesempatan. Pesanku dik, berbaiklah jangan mengikuti arus karna jika kau tak oandai berenang kau akan hanyut dan hilang.

Itulah yang terjadi, entah bagaimana sisa April ini akan dijalani yang jelas aku selalu berharap semua orang selalu dalam keadaan sehat dan berbahagia. Untuk segala kesenduan mari dinikmati bukan untuk dilaruti. Semoga kita selalu berbahagia

Salam.

2017/03/30

365

Tulisan ini aku dedikasikan untuk seseorang yang mungkin saat membaca ini masih kesal kepadaku karna aku terlalu banyak macam hari ini. Semoga kamu selalu diberi kesabaran.

365...
Ganjil, Genap, Ganjil.. 
Ada yang mati ketakutan tadi dibelakangmu, dia sengaja tak mendekap pinggangmu seperti biasa karena ada kedinginan disana.

365...
Ganjil, Genap, Ganjil...
Ada yang begitu nyaman tadi di dalam dekapanmu, sesekali mencuri-curi untuk menghirup aromamu.

365...
Ganjil, Genap, Ganjil...
Ada yang diam-diam berdoa dalam hatinya, berharap dia dapat memilikimu selamanya.

365...
Ganjil, Genap, Ganjil...
Teruntukmu, kukirimkan hal yang tak bagus ini untuk sedikit meluruhkan rasa kesalmu padaku. ini hari baik kita. Semoga hal yang tak senang tak melarut dan hal yang senang selalu menetap.

365...
Ganjil, Genap, Ganjil...
Aku mencintaimu, melebihi Sukab kepada Alina.

2017/02/16

Perihal Menunggu (Pekerjaan)


Tulisan ini adalah tulisan nazar, dimana gue bernazar kalau nanti udah dapet kerjaan gue bakalan nulis gimana up and down nya gue sebagai job seeker dan akhirnya dapet kerjaan. Semoga tulisan ini sedikitnya dapat mencerahkan atau menguatkan teman-teman semua yang baca ya (kalaupun engga juga gapapa 😁). Hanya ingin berbagi dan menunaikan nazar.

Sedikit cerita lagi ya atau buat yang belum tau aja, gue diwisuda pada bulan agustus 2016 setelah melewati banyak perjuangan dalam menyeleseikan skripsi akhirnya gue bisa wisuda juga tepat pada waktunya. Setelah wisuda otomatis gue nggak lagi milikin status, alias pengangguran. Itu nggak terlalu baik dan nggak juga terlalu buruk sebenernya asalkan kita isi waktu luang kita dengan hal yang produktif.

Selama di bulan agustus sampai september gue masih ngerasa jadi mahasiswa karena kerjaannya bolak-balik kampus ngurusin ijazah, dan hal lainnya. Tapi bukan berarti gue lupa sama status gue, karena pada saat yang sama juga gue ngelamar kerjaan kesana-kemari.

Kerjaan yang gue lamar pertama kali adalah di Bank Indonesia. Wow, sebagai seorang fresh graduated gue langsung ambil BI, pesimis sih haha tapi apa salahnya buat mencoba duluan manatau beruntung. Well, sampai akhirnya pengumuman seleksi administrasi diumumkan dan alhamdulillah kala itu gue lulus diantara banyak yang gugur. Beberapa hari kemudian dilakukanlah tes psikotest, well sebagai seorang yang baru gue ngerasa lancar aja ngerjainnya tapi waktunya amat-amat singkat. Dan gue yakin disana kalau gue nggak akan lulus. Dan terbukti haha.

Setelah nggak lulus, disana gue pun mencari peruntungan di tempat lain semua yang buka gue coba, dari yang gede samapai yang kecil. Semisal, PLN dan KPK keduanya gue berhenti di psikotest saja. Selanjutnya nyari peruntungan lewat job fair, sebar lamaran dan beberapa di follow up, ya balik lagi hanya berhenti sampai di psikotest saja.

Hampir kurang lebih 3 bulan gue ngelakuin usaha itu, bolak-balik Lubuk Basung-Padang tapi hasilnya gue selalu kasih kabar ke orang tua gue kalau gue belom berhasil. Sedih? pasti. Karena tentunya kita sebagai anak keinginan terbesar adalah bagaimana bisa membahagiakan orang tua secepat mungkin dan mereka tidak perlu menafkahi kita lagi. Tapi apa mau dikata, kala itu rezeki itu belum juga nampak.

Agustus - Oktober gue bergerilya, sampai datanglah titik jenuh dimana gue beepikir bahwa gue nggak boleh harus terus-terusan begini. Tapi gimana, apa yang harus gue lakuin. Sampai akhirnya pada titik dimana kalau saat itu gue jauh dari Tuhan. Ya, manusia memang ketika susah baru ingat Tuhan, tapi gue yakin Tuhan masih mengasihani hambaNya jika hambaNya benar-benar meminta dan memohon.

Selama bulan November gue dirumah, gue termasuk tipe orang yang bosenan karena pas diwaltu kuliah gue banyak isi kegiatan disetiap harinya, dan sekarang tiba-tiba monoton gue bener-bener ngerasa buntu. Berat badan naik. Dan ya, kerjaan gue cuma bangun, bantu beres rumah, nonton tipi, tidur, makan, begitu seterusnya.

Sampai akhirnya gue bilang keinginan gue ke nyokap kalau gue mau merantau, ya seperti kata pepatah nggak satu jalan ke roma selagi kita usaha pasti ada hasil. Sampai akhirnya waktu itu gue ngelamar di Ombudsman RI san ambil lokasi tes di Pekanbaru, dengan secerca harapan itulah akhirnya gue ke Pekanbaru tepatnya pada tanggal 15 Desember 2016.

Sesampainya di Pekanbaru, sebagai niat awal mengikuti tes Ombudsman gue pun melakukan tes tersebut, apa mau dikata lagi-lagi gue hanya stuck di psikotest. Gue nggak mau nyerah dan pulang lagi gitu aja, akhirnya lewat situs-situs loker khusus Riau gue pun sebar lamaran kesana - kemari. Satu, dua tak ada panggilan, beberapa juga ada sampai interview tapi nggak lagi dikabari. Pernah juga ngelamar di salah satu asuransi dan diundang interview eh nggak taunya malah semacam MLM 😌.

Gue nyerah, selain karena belum juga dapet kerjaan gue kangen rumah, kangen berat. Tiap malem kadang nangis aja, kok gini banget nasib gue. Dengan segala kejenuhan yang ada dalam mencari kerjaan gue tetep nyari, sampai akhirnya salah satu coffee shop buka lowongam di bidang accounting, karena gue tamatan studi ini gue pun nyoba.

Gue dipanggil buat interview dan akan diumumin 10 hari kemudian. Gue bersabar dan berharap. Sampai akhirnya hari kesepuluh gue nggak juga dikabari. Dengan yakin saat itu bahwa gue lagi-lagi nggak lolos. Tapi, kita emang nggak tahu cara Tuhan bekerja, 3 hari setelah itu gue dapet sms kalau gue kembali dipanggil buat interview kedua, yang mana disana gue yakin kalau gue diterima karena rekan-rekan gue pas interview awal nggak ada. Alhamdulillah, gue bersyukur.

Dan tepat di hari ini, kontrak gue berjalan. Atas kenikmatan dan segala perjalanan gue mengucapkan syukur yang tiada hentinya kepada Allah karena udah kasih gue kesempatan. Dan pastinya kepada kedua orang tua gue dan semua yang sayang sama gue.

Antara menganggur sampai mendapatkan pekerjaan menurut gue adalah suatu perjalanan, perjalanan dimana kita bisa memperbaiki diri jauh lebih baik lagi, gimana kita bisa intropeksi diri terhadap diri kita sendiri, gimana kita bisa belajar kesabaran, dan banyak lainnya yang gue yakin kita akan jadi orang yang jauh lebih baik kedepannya.

Galau karena menganggur itu tak masalah tapi akan jadi masalah kalau kita berputus asa dan tak lagi ingin mencari. Setidaknya jangan berhenti, usahalah mesti itu hanya satu. Dan jangan lupa untuk berdoa, berserah diri pada Sang Pencipta karena hanya Dia yang akan membukakkan pintu rezeki pada setiap hambaNya.

Teruntuk yang masih memiliki kegalauan yang sama seperti aku di masaku kala itu, yakinlah bahwa Tuhan memiliki tempat terbaik untuk kita dalam mencari rezeki.

2017/02/05

Januari; 30 Hari Bercerita

[1/30]

Rumah; tempat segala awal perjalanan dimulai dan tempat akhir dari perjalanan.

Rumah adalah tempat segala perihal terjadi. Kita pulang ke rumah, kita menuju rumah, kita beristirahat di rumah, pun kita bekerja juga pada nyatanya di rumah.

Tapi lebih dari itu, rumah bukanlah sebagai tempat menetap saja,  rumah adalah tempat aku pulang dan tempat aku kembali memulai. Rumah tidak dinilai dari segala bentuk maupun ukurannya, tapi rumah adalah perihal bagaimana kenyamanan tercipta.

Kita memulai hari beranjak dari rumah dan kita pun akan pulang ke rumah.
Rumah adalah tempat melepas rindu, tempat kita ingin kembali kepada perjalanan yang telah dilalui. Meskipun banyak dari kita sekarang menganggap bahwa rumah hanya tempat beristirahat saja, tapi mari kita pahami bahwa rumah bukanlah lagi hanya bangunan semata karena di dalamnya ada rindu yang ingin ditemui dan dilepaskan.


Ini perjalanan pertama di tahun ini. Semoga bisa konsisten dalam menjalankan #30haribercerita dari @30haribercerita.

[2/30]

Hujan; Aku merindumu.

Belum sempat matahari meninggi, kini awan gelap menutupi dirinya yang baru saja beranjak dari peraduannya. Ya, hujan turun pagi ini. Di kota yang kutinggali saat ini hujan bisa dibilang jarang turun, dan ketika ia turun adalah sebuah kebahagiaan sendiri untukku.
Bersamaan dengan itu ada yang mengusik relung hatiku dimana kau muncul dalam benakku, aku merindu.

Sampai sekarang aku tak benar begitu paham bagaiman hujan bisa membuat seseorang menjadi merindu. Entahlah, yang ku tahu setiap orang yang merindu harus menemukan penawarnya. Dan kali ini penawarku adalah dirimu.
Kau tahu... Melihat matamu adalah canduku
Bersisian denganmu adalah nyamanku
Berbagi cerita denganmu tak habis dimakan waktu
Dan hidup denganmu adalah impianku

Kini aku merasa bertemu denganmu adalah kecanduan lain dalam hidupku, mungkin karena sebelumnya kita dipisah oleh jarak dan kini ketika kita sudah dekat aku selalu ingin menghabiskan banyak waktu denganmu.
Kemarin aku mengatakan aku rindu hanya karena hujan turun dan kini hujan kembali turun dan rindu padamu kian bertambah, haha aku begitu merindumu entah mengapa padahal sewaktu kita menjalani ldr rindu ini tak begitu seberat yang kurasa kini. Singkat cerita, entah kenapa kemarin aku mengomel tak jelas padamu.

Dan tanpa aku sadari aku berkata
"Aku capek dengan rutinitasku yang hanya begini saja" keluhku terhadapmu.

Dan kau selalu menjawab dengan menyuruhku santai saja, dan kemudian kau berkata "Besok kita beli donat ya". Seketika senyumku merekah, bukan karena aku akan menikmati makanan favoritku itu tapi karena kau selalu bisa bagaimana menenangkanku dengan caramu sendiri, dan itu tandanya hari ini kita akan bertemu lagi sehingga rinduku sudah pasti terobati.

[3/30]


Siapa Tuan Atas Dirimu?

Eh bentar poto dulu yuk
Eh bentar video dulu ya
Eh jangan dimakan dulu, mau poto
Bentar upload dulu
Bahkan bangun tidur pun mesti liat kamera dulu.

Tak bisa dipungkiri kebanyakan dari kita pasti mengalami hal seperti ini atau malah diri kita sendiri yang melakukannya. Pemakaian smartphone kini tidak lagi sesuatu yang menjadi kebutuhan bagi penggunanya tapi alat canggih itu telah berubah menjadi "penjajah" atas pemiliknya. Kini benda berbentuk persegi panjang ini sudah berubah menjadi "buku harian" bagi para penggunanya.  Di setiap rutinitas yang ada dan apapun yang dilakukan sudah bisa menjadi konsumsi publik, baik itu yang dikenal maupun tidak. Pun tak bisa dihindari berbagai hal negatif pun kini sudah menjadi hal yang lumrah untuk dikonsumsi.

Ah, mungkin menurut kalian aku terlalu kaku dan munafik. Tidak, aku akui kalau aku juga dikendalikan oleh benda ini. Tapi, aku menyadari bahwa berbicara langsung dan menatap seseorang yang sedang bicara jauh lebih menyenangkan ditimbang kita berselancar dibalik smartphone yang kita miliki.

Untuk tulisan yang mungkin banyak tak menyukai ini aku hanya ingin mengatakan bahwa, hidup bukan melulu tentang bagaimana kita memperlihatkan setiap apa yang kita lakukan di dunia maya karena pada nyatanya kita hidup di dunia yang nyata dan mengharuskan kita berhubungan dengan orang lain secara langsung.

Kita lahir bukan dari dunia maya pun mati tak juga dimakamkan di dunia maya.

Bijaklah, ketika apa yang kita bagi dirasa bisa memberikan inspirasi ataupun manfaat maka lakukanlah. Jika tidak, sebaiknya disimpan dan dijadikan arsip pada dokumen pribadi. Jangan mau dijajah dan menjadikan tuan pada benda yang menghubungkanmu dengan dunia tak nyata karena sesungguhnya kamulah yang harus menjadi tuan terhadap dirimu sendiri dan kamu jualah yang mengatur segalanya. Karena kembali lagi media hanya sebatas media semata yang takkan mengubah bagaimana kau di kehidupan nyata.

Tulisan ini hanyalah tulisan dari keresahan diri semata.

[4/30]


Akankah Kita Bercerita?

Aku ingin bercerita tentang kita
Lewat angin menjadi saksi bisu dalam diamnya kita
Menghembuskan kesegarannya, menghembuskan apa yang kita rasa
Berharap ada cerita setelahnya

Aku ingin bercerita tentang kita
Lewat senja yang menjadi latarnya
Dengan beratapkan jingganya langit dan pulangnya burung-burung ke sarang
Berharap kita akan mulai bercerita

Aku ingin bercerita tentang kita
Menikmati kuasa Tuhan dari puncak Semeru
Mengikat janji bahwa kita akan selalu bersama apapun itu

Aku ingin bercerita tentang kita
Dengan segala keadaan, dengan segala kegaduhan, dan dengan segala keheningan
Aku masih ingin bercerita tentang kita

Aku masih ingin bercerita tentang kita 
Tentang kita yang selalu diam
Meski sesekali kau menyesap kopi dalam keadaan tenang
Sesekali aku memandangmu dengan tetap mengatup bibirmu itu 
Tanpa mengungkapkan tanpa diungkapkan

Akankah kita bercerita?

[5/30]

Sepucuk Surat Untukmu di Masa Depan

Jika kita tidak saling mengenal aku ingin suatu saat kita diperkenalkan oleh waktu.

Jika kita jauh dari kata sempurna aku berharap suatu saat kita disempurnakan lewat pertemuan.

Jika kita hanyalah angan aku berharap angan itu terus ada dalam hidupku.

Jika kita sepasang insan yang saling membenci aku ingin suatu saat kebencian itu berubah menjadi rasa saling cinta.

Jika kita kini saling mengagumi kuberharap suatu saat kita saling memiliki.

Untukmu yang tidak tahu sedang berada dimana, apakah kita saling mengenal atau tidak aku berharap kita dipertemukan di masa depan. Disaat kita sudah beranjak dewasa dan lebih memahami tentang hidup kita tidak akan pernah untuk melepaskan.

Untukmu yang mungkin sekarang sedang dalam keadaan bahagia ataupun berduka, bersabarlah karena suatu saat ada seseorang yang bisa kau bagi dengannya semua perasaanmu yaitu, aku.

Untukmu yang saat ini sedang dimiliki orang lain, nikmatilah karena jika nanti kau menjadi milikku tak akan ada lagi orang lain yang bisa memilikimu seutuh aku.

Aku takkan sempurna tanpamu, begitupun kamu tanpaku karena Tuhan akan menyatukan kita agar kita saling melengkapi dan menyempurnakan.

Kau tahu? Aku selalu berangan dan memikirkan seperti apa kamu, dan apa yang akan kita lakukan nantinya di masa depan. Terlalu dini memang, tapi aku ingin ketika kau nanti bersamaku kau merasa sangat beruntung memilikiku meskipun aku memiliki banyak kekurangan yang mungkin membuatmu kesal nantinya. Tapi bersabarlah untukku, karena aku dari sekarang sedang mencoba menjadi yang terbaik untukmu.

Dalam doaku, kuberharap kau selalu bahagia, sehat, dan dilancarkan semua urusanmu dan yang terpenting kau selalu dalam keadaan yang tak mengalami kesusahan dalam menjalankan hidupmu.

6/30]

Untitled.

Kenapa langit suka berubah warna sedangkan kenangan tak bisa mengubah warna? Itu pesan penyair yang begitu melekat dalam kepalaku.

Aku masih menunggu, tapi aku tak tahu apa yang harus kutunggu. Pagi siang malam mengajarkan aku untuk bersabar. Senja ini juga membuat aku tahu sedang menunggu.

Mungkin ini akan kututup dengan kalimat menggelora: menunggu bukanlah tentang detik jam dan waktu, tapi menunggu adalah titik dimana memutuskan untuk saling percaya.

[7/30]

K: Ibu.. adik nggak mau kasih minumannya

Seperti itulah teriak sang kakak ketika adiknya asyik meminum minumannya. Tak ia hiraukan sang kakak yang cemberut dan memunggunginya.
Sang ibu sedang asyik juga dengan adik yang paling kecil mungkin ia juga sedang kerepotan sehingga tak begitu menghiraukan teriakan sang kakak. Lalu kemana si ayah? Oh ayah lagi sibuk dengan handphone pintarnya, entah apa yang sedang ia lihat dibalik layar itu yang jelas ia tak begitu menghiraukan anaknya.

Si adik yang tetap asyik menyedot minumannya hanya sibuk dengan kursi yang dia putar-putar sendiri. Dan kakak entah sedang menggurutu sekarang dalam hatinya atau memikirkan hal lain seusianya yang jelas dia tetap memunggungi adiknya.
Sekilas gambaran yang ada di depanku saat ini. Ibu yang sibuk dengan si bungsu dan ayah yang sibuk dengan smartphone nya. Tidak ada obrolan dan tidak ada canda tawa.

Semoga nanti sesampai dirumah ada obrolan singkat mengenai bagaimana perjalanan mereka tadi. Apakah anak-anak menikmatinya? Apakah sang istri merasa berkurang penatnya setelah seharian mengabdi pada keluarganya? Entahlah, semoga mereka selalu berbahagia.

[8/30]


Mengingat SMA, Mengingat Gembel.

Mengingat SMA berarti mengingat gembel. Dimana kita dipertemukan dengan berkenalan, tak ada yg spesial sama seperti perkenalan biasa yg terjadi.  Tika memperkenalkan caca ke aku, rida, dan lisa. Tika, aku, dan rida satu SMP. Lisa, aku, dan rida temen SD. Dan kami dipertemukan kembali di SMA.

Mengingat SMA berarti mengingat gembel. Dimana nama ini adalah nama yang langsung terlontar dari mulut kita karena kita yang sering duduk dimana aja. Oh ya, yg di foto ini dengan jilbab yang masih seragaman cara pemakaiannya ini (haha), kita lagi foto dibawah tiang bendera yang mana salah satu spot favorit kita kalau jam istirahat. Foto ini diabadikan sekitar tahun 2010 atau 2011.

Mengingat SMA berarti mengingat gembel. Ketika itu hari-hari menjelang UN kita tidak ada kelas dan hujan turun deras, kita bercerita panjang lebar hingga akhirnya kukatakan bagaimana kalau kita buat harapan diatas kertas, kemudian kertas itu kita bentuk seperti perahu dan kita layarkan di kolam sekolah. Aku yakin dari banyaknya harapan yang kita buat salah satunya kita berharap semoga kita dapat bersama selamanya.

Mengingat SMA berarti mengingat gembel. Banyak hal yang tak bisa dijabarkan oleh kata, hingga lebih kurang 6 tahun persahabatan kita ini kita masih bersama meski kini jarak menjadi pemisah antara kita.

Mengingat SMA berarti mengingat gembel. Bagiku selain aktivitas sekolah di SMA, perjalananku dengan gembel merupakan hal yang tak akan kulupakan karena lewat mereka aku mengenal arti persahabatan. Kita saling menguatkan, kita saling memperbaiki setiap kesalahan, kita saling peduli, dan yang pasti kita saling mempertahankan meskipun ada waktu dimana ego kita mengalahkan semuanya, tapi kita berhasil kembali bersama.

Kini, setelah SMA berlalu 4 tahun silam dan masa-masa kuliahpun telah kita lewati dimana tika, rida, dan lisa sudah sibuk dengan pekerjaannya serta aku dan caca masih dalam pencarian, aku hanya berharap kelak dimasa kita yang sudah tak ABG lagi kita kembali bertemu dan membahas masa-masa dulu. Karena bagiku masa SMA bersama gembel takkan habis dimakan waktu.

[9/30]

Perihal Apa Yang Kau Baca; Les Masques.

Untuk tulisan di hari ke sembilan ini, aku bakalan resensiin novel Les Masques karya Indah Hanaco.

Awalnya nemu novel ini pas lagi liat bazar, entah kenapa langsung tertarik sama cover nya yang berbeda sendiri diantara tumpukan buku lain serta pemilihan judul yang digunakan menggunakan Bahasa Perancis.

Novel ini mengisahkan tentang seorang gadis bernama Fleur Radella yang hadir karena hasrat dan nafsu belaka dari seorang Noah terhadap Reene yang dimana Reene sangat membenci Noah.

Dalam perjalanan hidupnya Fleur ditemani jiwa-jiwa yang hadir karena kebejatan orang-orang disekelilingnya terhadap Fleur kecil.

Elektra Valerius, jiwa yang bersemayam ketika Fleur dikurung di kamar mandi belakang rumah oleh Marini yang sangat membenci Fleur karena dianggap membunuh Reene.

Tatum Honora, jiwa yang lahir akibat kebejatan Xander yang memperkenalkan Fleur permainan Heaven.

Dan diakhir cerita datang Dewa Antara, jiwa yang lahir akibat perbuatan seseorang yang sangat dihormati dan disayangi Fleur.

Sampai akhirnya jiwa-jiwa tersebut hilang satu persatu karena Fleur mengetahui segala yang terjadi atas dirinya.

Satu kata buat novel ini: Unpredictable!

[10/30]

Everything.

Karena yang hari kesepuluh belum di post jadi hari ini akan dirapelin sama hari kesebelas.

You're my best friend, and angels God sent to me.

You cherish my day, occupied me with another shape of love.

You're my people, i banking all my character into you.

Believing you, make you as my front people.
You're the reason why i love my youth.

You're the first person that accept me for real.

You're a gift heaven spent to ease my life.

You're my sisters and brothers, born from different uterus.

You're my crayon, draw colours in my love.
You're my faith, and i love you.

[11/30]

Sejam sebelum tema hari ini ditutup. Ya @30haribercerita kali ini lempar tema tentang tribut buat pekerja.

Bagiku pekerjaan yang paling mendambakan adalah menjadi seorang penulis. Karena menulis bukan hanya sekedar bekerja tapi kita bisa menciptakan banyak dunia untuk para pembaca.

Ga gampang menurutku menjadi penulis, mereka harus memutar otak untuk bisa membangun sebuah alur cerita dan tokoh cerita menjadi hal yang menarik untuk dibaca. Dan menurutku itu amat susah apalagi kalau dalam situasi stuck dan emosi lagi naik turun.

Bicara tentang penulis, menurutku mereka keren-keren dan pasti punya tingkat intelegensi yang tinggi. Selain itu mereka adalah orang-orang yang bisa melahirkan banyak inspirasi dari berbagai tulisan.

Untuk itu, dalam tema kali ini aku dedikasiin buat semua para penulis. Karena takkan ada buku yang dibaca tanpa ada penulis yang menciptakannya. Dan berharap nanti aku juga seperti mereka :). Menulis bukanlah rangkaian kata ataupun kalimat, tapi menulis adalah bagaimana kau bisa melahirkan dunia baru bagi para pembaca atau menjadikannya sebagai catatan sejarah.

[12/30]

Hire Me.

Akhirnya wisuda juga.

Beberapa bulan kemudian... Sebar lamaran kesana-kemari, alhasil masih belum.

Setengah tahun kemudian... Mulai lelah, ngeluh, bertanya saya kurang dimana, ditambah orang tua dan lingkungan nanya mulu kapan dapat kerja. Setelah bekerja kapan nikah. Setelah nikah kapan punya anak. Setelah itu, oke nggak usah dibahas. Lanjut masalah kerjaan.

Setelah lulus pendidikan bukanlah akhir dari segalanya tapi awal menjalani hidup yang sebenarnya, otomatis goal selanjutnya adalah bekerja, perihal bekerja itu nggak semudah membalikkan telapak tangan meskipun sewaktu di masa pendidikan kita memiliki nilai yang cukup memuaskan. Tapi ada juga sih yang langsung dapat dengan mudah, ya intinya kalau menurutku kembali ke takdir dan usaha serta doa, karena perihal bekerja adalah tentang bagaimana melanjutkan hidup dan bertahan beda ketika sewaktu di masa pendidikan.

Yang terpenting adalah kesabaran dan nggak mudah putus asa meskipun pada nyatanya hal ini sangat susah dilakukan. Tapi percayalah nggak ada usaha yang sia-sia dan hasil takkan pernah mengkhianati proses yang telah kita lakukan.

Sebagai seorang job seeker tentunya banyak yang harus dipersiapkan bukan hanya tentang isi otak tapi lebih dari itu tentang diri kita sendiri, karena balik lagi bekerja dengan kuliah sangatlah berbeda. So, buat para job seeker percayalah nggak ada yang nggak mungkin karena setiap apa yang kita tanam itu juga yang kita tuai. Jika terjadi penolakan maka jangan terlalu larut dalam kekecewaan toh hidup nggak selamanya seperti yang kita inginkan, karena yang kita inginkan belum tentu yang terbaik.

Selamat menyebar cv, kata seseorang yang seharian ini sudah berbaik hati menemaniku keliling Pekanbaru untuk menyebar "lamaran". Terimakasih❤. Bukan curhatan.

[13/30]

 Sepotong Senja Untuk Annisa.

Annisa yang manis dari segala hal yang manis, bagaimana kau menjalani hidupmu sekarang? Apa kau telah memiliki anak yang lucu-lucu seperti yang kau selalu impikan padaku.

Annisa, kau tahu kau adalah salah satu wanita yang diciptakan Sang Pencipta yang memiliki begitu banyak hal pesona. Tatapanmu yang hangat, senyummu yang memabukkan, dan nada bicaramu lebih dari penyanyi profesional sekalipun, begitu merdu.

Annisa setelah kapalku tak lagi berlabuh apakah kau masih berlari ke tepi dermaga melihat senja yang selalu kuceritakan padamu? Dulu kau bilang, aku adalah alasan kau mengapa kau menjadi candu terhadap senja. Tapi setelah aku tak datang lagi apakah aku masih menjadi alasan itu? Atau kau malah kini membencinya.

Annisa, lewat senja nan sebentar ini tetaplah melihatnya sejenak karena disana ada aku, entah kau merasakannya atau tidak yang jelas bagiku rasanya sama; hangat.

Annisa senja ini adalah senja terakhir untukmu kuungkapkan segala hal yang belum pernah kuungkapkan padamu. Annisa kau tetap menjadi primadona dalam hatiku, akan kusampaikan pada Tuhan agar kau selalu bahagia dalam menjalani hidupmu.

Kini senja itu tak ada lagi, karena kau harus menjalani hidup layaknya siang dan malam dimana siang kau mengabdi sebagai seorang ibu dan malam mengabdi sebagai seorang istri, tak ada senja dimana kau harus mengenangku. Berbahagialah.

[14/30]

Tentang Sebuah Ucapan.

Sebelumnya ini bukan endorse lipstik ya sist hehe.

Beberapa bulan belakangan ini sepertinya ungkapan mulutmu harimaumu menjadi hal yang benar-benar tampak dikehidupan kita saat ini, mulai dari maaf cagub DKI JAKARTA sampai pada anak SD yang menyebutkan nama ikan (kalau ini aku benar-benar tidak paham dimana letak lucunya). Baiklah aku bukan siapa-siapa yang berhak men-judge perkataan orang lain, tapi begini saja apakah kita benar-benar sudah menjaga lisan kita selama ini.

Ketika berucap banyak dari kita terkadang tidak memikirkan perasaan orang lain terhadap apa yang kita ungkapkan. Karena balik lagi di dunia ini kita tak selalu bertemu dengan orang yang bisa menerima sebuah "ejekan" dan malah akan berujung pada kesehatab mentalnya.

Di dunia ini ada milyaran kata yang bertebaran tapi sayang banyak juga dari kita tak bisa memilih mana yang baik untuk diungkapkan sehingga berujung pada perselisihan, permusuhan, penghasutan, dan banyak hal lainnya yang mengerikan.

Aku yakin, di setiap kitab suci yang ada di dunia ini mengajarkan bahwa kita harus memelihara lisan kita dengan baik.

Ada yang berkilah bahwa, oh aku ini orangnya ceplas-ceplosan dan apa yang nggak suka diungkapkan. Tentu itu benar, tapi aku yakin dibanyak kata tadi ada kata-kata yang pantas diucapkan untuk ketidaksukaan.

Tapi nyatanya, ah sudahlah akupun mungkin secara ucapan pernah dengan tak sengaja menyakiti perasaan orang lain.

Ya balik lagi, kita sama-sama tidak sempurna, kita memiliki banyak kekhilafan dalam banyak hal, tapi tidak ada salahnya bukan untuk menjaga apa yang seharusnya tak enak didengar. Sebaiknya mulai dari sekarangpun kita memilah-milah kata yang ingin dipakai dalam berucap atau sebaiknya sebelum ketika ingin mengeluarkan "umpatan" ataupun "ejekan" dibalikkan dulu kepada diri kita, apakah kita bisa menerima perkataan tersebut? Jika tidak, maka carilah kata yang pantas. Toh di dunia ini kita sama-sama memiliki perasaan yang sama-sama tak ingin disakiti.

Sebaiknya kita sama-sama sering mengucapkan terimakasih dan maaf.

[15/30]

Imbang.

"Cals, apakah kau ingin terbang?"

"Sayapku terlalu kecil untuk mengangkat tubuhku". Jawab Cals.

"Lantas apa kau akan terus berjalan dengan kaki kecilmu itu?".

"Ya, bagiku kakiku ini cukup kuat untuk menopang tubuhku. Jawab Cals sambil menggerak-gerakkan jari kakinya tanpa alas itu.

Begitulah percakapan antara Cals dengan dirinya sendiri. Ya, Cals sedang mengalami perang batin dengan dirinya. Apakah itu seimbang? Tanyanya pada dirinya lagi.

Apakah seimbang itu benar-benar diharuskan dalam hidup? Apa yang terjadi kalau kita tak menyeimbangkan hidup? Apakah kita akan sengsara karenanya?

"Apakah manusia juga demikian menjalani hidup?" Tanya Cals dalam hati.

"Tidak Cals. Manusia sudah diteorikan dari dulu untuk seimbang dalam menjalani hidup. Karena manusia memiliki nafsu yang sulit untuk dikendalikan Cals apabila iman nya juga tak kuat. Maka dari itu manusia butuh keseimbangan antara lahir dan batinnya".

"Tapi kulihat masih saja banyak manusia yang dikalahkan oleh nafsunya sendiri, merasa tidak puas dengan apa yang ia miliki dan lupa untuk bersyukur atas apa yang sudah ia punya".

"Itulah manusia Cals, selain memiliki nafsu ia juga memiliki akal. Tapi sayang beberapa dari manusia tidak mempergunakannya dengan baik".

"Berarti sama sepertiku, aku hanya mempergunakan kakiku dan tidak dengan baik menggunakan sayapku?".

"Menurutmu, jika kau hanya menggunakan kakimu saja tanpa sayapmu dan suatu saat kakimu tak bisa lagi berjalan apa kau tak akan kemana-mana?".

Cals berpikir sejenak lalu: "kau benar, aku tak berpikir sampai sana. Kalau nanti kakiku tak bisa kupergunakan berarti aku tak akan bisa kemana-mana. Jadi aku harus pergunakan sayapku, bukan?".

"Akhirnya kau mengerti, itulah keseimbangan Cals, Sang Pencipta memberi kau kaki dan sayap sudah pasti ada tujuannya untuk dipergunakan. Begitupun dengan manusia dia memiliki 3 hal yang harus diseimbangkan yaitu: iman, akal, dan nafsu. Ketika ketiga itu tak seimbang maka kau lihatlah banyak kejadian yang mengerikan terjadi. Jadi kau sudah paham Cals?".

Cals mengangguk. Lalu bangkit dan mulai mengepakkan sayapnya.

[16/30]

Menjadi Tua.

Perihal menjadi tua pasti membuat banyak orang bergidik agak ngeri, padahal kita tahu bahwa siklus kehidupan manusia memang diciptakan demikian.

Jika mendengar kata tua pasti banyak hal yang terpikirkan dan ditakuti, takut mendekati kematian, takut menjadi keriput, takut menjadi ompong, takut menjadi tak bertenaga, takut banyak penyakit, takut rambut dipenuhi uban dan banyak ketakutan lainnya. Padahal kalau dilihat secara seksama banyak tuh para orang lanjut usia hidupnya tetap tenang dan damai.

Menjadi tua bukanlah ancaman tapi merupakan anugerah dari Sang Pemberi Hidup karena kita bisa melihat generasi kita selanjutnya tumbuh dan berkembang. Selain itu akan banyak hal yang dapat kita lakukan di umur yang masih diberi, maka dari itu harusnya kita bersyukur.

Menjadi tua bukan berarti semua kegiatan kita terbatas toh banyak kok orang-orang tua tetap melakukan hal yang sama seperti anak muda. Jangan pernah berpikit kalau tua iti berarti kita lemah.

Mungkin menjadi tua adalah jawaban dari doa yang kita ucapkan di setiap pertambahan umur, lantas ketika masuk usia senja kenapa mesti melakukan berbagai hal cara agar terlihat muda. Toh pada akhirnya tubuh ini juga akan menyatu dengan tanah.

Dan menjadi tua sesungguhnya benar-benar anugerah karena kita masih diberi kesempatan untuk berbuat kebaikan lebih banyak, memberi manfaat lebih banyak, dan meninggalkan kenangan lebih banyak, karena aku yakin di ketiadaannya kita kelak sesungguhnya kita ingin dikenang bukan oleh generasi kita.

Maka dari itu ketika menjadi tua adalah suatu hal yang pasti dijalani ketika panjang umur maka banyak-banyaklah bersyukur untuk segala kehidupan.

Dan teruntuk kita yang masih memiliki nenek ataupun kakek, jika kita ingin lebih mendekatkan diri pada mereka kita akan tahu akan banyak cerita yang tak terduga dari mereka. Mereka juga ingin diperhatikan sampai akhirnya mereka abadi dalam kekal dengan sebuah senyuman.

Ketika mereka tak lagi mengingat banyak hal tentang kita, mungkin kita yang harus lebih banyak menghabiskan waktu bersamanya.

[17/30]


Menjadi Sederhana.

Sederhana itu apa sih sebenernya apa sejenis sifat, perilaku, keturunan, atau rumah makan? Kalo ditanya apa itu sederhana jawaban pasti subjektif karena lain orang lain juga pendapatnya.

Sebenarnya sederhana itu adalah bagaimana kita tetap menjadi diri sendiri, tidak berubah karena pendapat orang lain pun tidak menjadi diri orang lain agar orang lain menyukai kita.

Menjadi sederhana sebenarnya tidak perlu untuk mengubah apa yang ada dalam diri kita, karena kesederhanaan bukanlah sesuatu untuk menyenangkan orang lain melainkan bagaimana kita bisa membuat diri sendiri menjadi nyaman, karena sesungguhnya sederhana bukan perihal materi dan fisik.

Menjadi sederhana adalah dimana kita merasa cukup dengan segala hal yang kita miliki. Tidak melihat keatas untuk menjadikan ambisi dan tidak melihat kebawah untuk menjadikan kesombongan.

Menjadi sederhana adalah perihal bersyukur, bersyukur atas segala apa yang kita punya dan kita raih. Karena pada nyatanya kebahagiaan per-orang itu berbeda-beda.

Menjadi sederhana adalah bagaimana kita dapat menjalin hubungan tanpa memandang kasta, ras, usia, agama, materi, dan hal lainnya. Karena sederhana sebenarnya adalah mengajarkan kita untuk menghargai segala perbedaan.

Jika menjadi sederhana sudah mencukupkan dan membahagiakan kenapa harus meminta selalu lebih, karena pada akhirnya yang dibutuhkan untuk menikmati hidup adalah bersyukur.

[18/30]

Anne.

"15 menit lagi kau harus keluar karena pemesanmu sudah menunggu". Kata seorang pria gempal berkulit hitam ketika masuk ke ruang tata rias. Yang dipanggil tak menghiraukan, perempuan itu sedang bersolek dan memakai gincu di bibirnya. Anne. Ia melihat bayangannya di cermin ada tatapan kosong disana dan rasa lelah.

Ia pun berdiri, dengan baju pendek 5 cm diatas dengkul dan belahan dada rendah Anne terlihat siap untuk ditonton orang-orang yang melihatnya. Seorang perempuan yang tak kalah menggoda dari dirinya sedang meminum segelas alkohol, kacamata hitam yang ia kenakan mengisyaratkan bahwa ia tak mau siapapun tahu identitasnya dan ia juga memakai wig.

"Selamat malam, Mbak" goda Anne. Yang disapa tak menjawab, ia berdiri dan merangkul Anne keluar dari sarang mesum itu. Anne tak begitu kaget kalau yang memesannya kali ini adalah wanita, karena ditempatnya ini segala jenis kelamin dari tamu yang datang tak ada aturannya.

Sesampainya disebuah hotel, mereka tak bicara apapun. Sampai akhirnya perempuan itu mulai melepas satu-satu atribut yang ia kenakan. Alangkah terkejutnya Anne ketika wig dan kacamatanya dilepas, ternyata perempuan itu adalah Anne. Ya dirinya sendiri.

Tanpa menghiraukan keterkejutan Anne, ia melangkah mendekati Anne dan berbisik ke telinga Anne.
"Cukup Anne, sebaiknya kau sekarang juga berhenti dari pekerjaan ini. Tidak malukah kau terhadap dirimu Anne, sudah berapa pria dan wanita yang menidurimu? Hentikan Anne aku sudah tak tahan lagi. Anne aku adalah dirimu, jiwamu ini telah lelah menerima semua yang kau lakukan Anne. Apa yang kau kejar di dunia ini? Dunia ini hanya sementara Anne, apa yang akan kau tanggung jawabkan terhadap Tuhanmu. Berhentilah, berhentilah!"

Seketika listrik padam. Anne yang masih berdiri kaku mendengar hal itu merasakan sesak di dadanya, air matanya mengalir terlintas dalam benaknya memori kehidupan yang ia jalani. Lehernya tercekik oleh tangannya sendiri, tubuhnya menggigil dan seketika itu juga matanya menutup.

"Semuanya sudah terlambat Anne" bisiknya.


2017/02/03

Sendiri? Kenapa Enggak

Happy saturday, happy weekend, happy buat yang everyday nya rasa weekend selalu (ps: job seeker like me) haha.

Buat tulisan kali ini, di hari sabtu yang cerah ceria ini gue mau nulis tentang hal-hal yang lo mau lakuin tapi nggak ada yang bisa diajak, alias lo pengen banget keluar rumah nih tapi nggak ada temen. Pasti banyak dari kita ngalamin hal begini dan malah ujung-ujungnya nggak jadi keluar. Tapi tenang dalam tulisan ini gue mau ceritain tentang diri gue sendiri gimana supaya kita nyaman ketika jalan sendirian. So, let's read.

1. Percaya diri
Ya, hal yang harus lo tekanin ke diri lo adalah lo mesti pede dengan diri lo sendiri, bukan dalam hal ini aja sih tapi disetiap apa yang lo lakuin lo mesti pede. Ketika kita udah ngerasa pede dengan diri sendiri maka gue yakin kita akan jalan dengan santai dan tidak memperdulikan apapun. Tips nya nih sebelum pergi coba ngaca lalu liat diri lo dipantulan cermin, bilang ke diri lo "lo siap buat bersenang-senag hari ini?" And said yes. Lalu pergilah.

2. Nyaman.
Nah hal kedua ini sebenernya beriringan sama yang pertama karena ketika kita udah ngerasa pede sama diri sendiri gue yakin kenyamanan itu akan datang dengan sendirinya. Tipsnya untuk ini, misal dalam berpakaian usahain pakaian lo yang dipakai emang lo ngerasa comfort karena sepengalaman gue juga, gue pernah salah pilih baju dan gue usahain tetep make karena males ganti alhasil dijalanan gue megang-megang baju aja kayak orang bingung.
Terus setelah pakaian, usahain semua barang yang diperlukan udah lo bawa. Dan satu lagi yang harus lo lakuin adalah tersenyum. Ya, percaya apa engga gue selalu lakuin ini sebelum bepergian dan itu emang langsung ngaruh ke mood gue seharian.

3. Jangan kebanyakan takut.
Hal yang ketiga ini nih yang gue yakin banyak banget yang ngerasain. Ketakutan itu emang boleh artinya kita punya sign ke diri kita kalo kita harus berhati-hati dalam segala hal. Tapi selama lo berpikiran positif aja gue yakin semua hal-hl buruk nggak akan terjadi. Misalnya nih takut diliatin orang, pernah nggak sih lo ngerasa ketika lagi jalan orang-orang pada ngeliatin lo padahal sebenernya bukan. Ya, tentunya emang bukan karena itu cuma pikiran lo sehingga lo ngerasa demikian. Jadi tipsnya selama jalan jangan kebanyakan nunduk. Angkat kepala lo dan jalanlah dengan rasa pede yang lo punya.

4. Usahain lo tau mau kemana
Buat yang keempat ini sebenernya perlu nggak perlu sih karena balik lagi diri masing-masing orangnya. Kalau gue sendiri tipikal yang ditengah-tengah. Tapi saran gue untuk mendapatkan perjalanan sendiri yang menyenangkan sebaiknya kita tau kemana arah tujuan kita karena dengan itu kita nggak bingung dijalanan mau kemana apalagi kalau per tempat yang kita kunjungi mesti naik kendaraan umum. So, mending sebelum bepergian list dulu aja tempat yang ingin lo kunjungi.

5. Nggak ada yang salah dengan sendirian
Last, jangan pernah ngerasa salah, canggung, bingung, atau apapun terhadap apa yang lo lakuin. Selagi itu nggak ngelanggar norma, agama, aturan ataupun semacamnya lo bebas buat lakuin apa aja.
Nggak ada yang salah dari makan sendirian
Nggak ada yang salah dari ngopi sendirian
Nggak ada yang salah dari duduk di taman sendirian
Nggak yang salah ketika nonton ke bioskop sendirian
Nggak ada yang salah ketika ke toko buku sendirian
Dan akan jadi salah ketika lo nggak bayar :D 

Selalu ingat bahwa memanjakan diri sendiri itu adalah hal yang harus dilakukan karena itu berarti, lo memberikan reward kepada diri lo, sehingga itu akan berdampak pada kenyamanan yang lo bentuk untuk diri lo sendiri. So, jangan takut kemana-mana sendirian selagi lo bisa melindungi diri lo sendiri Insha Allah semua akan baik-baik aja.

Dan sekian dulu buat tulisan yang amat sederhana ini, semoga sedikitnya bisa dijadiin kekuatan sendiri buat yang baca (hahahah). Mumpung sabtu dan baru pada gajian kan? Mending lakuin hal yang lo pengen biar nanti pas balik kerja lo lebih semangat.


Happy saturday :).

2017/01/25

Aku Lebih Suka Jadi Petani Daripada Mantan Pacarmu


Jika kamu adalah mie instan, maka aku adalah bumbu-bumbu untuk menumisnya. Apalah artinya hanya mie instan tanpa ada pelengkap rasa.
Memang sah saja hanya sekedar mie instan, tapi tidakkah terasa hambar jika hanya kau sendirian? Sedangkan aku yang selalu ada dimana-mana siap dijadikan bahan pelengkap dan menambah rasa kenikmatanmu meskipun kau sendiri saja memang nikmat.

"Hai apa kabar?". Sapamu.

Aku yang sedang membaca buku terperanjat seketika mendengar suaramu yang bisa membuatku dag-dig-dug tak karuan.

"Ba.. ba.. baik". Jawabku terbata-bata. Aku mengumpat dalam hati kenapa aku bisa sebegini grogi nya di dekatmu, padahal kita hampir bertemu setiap hari, hanya saja beda kelas.

Oh ya, sebelumnya kita berkenalan di perpustakaan kampus kami diperkenalkan oleh teman kami masing-masing.

Tanpa ku tawarkan kau mengambil kursi disebelahku dan mendudukinya, jantungku serasa mau lepas dari tubuhku kucoba tutupi kegrogianku dengan pura-pura tetap membaca buku.

"Nis, lo kenapa sih gue kok dicuekin?".
"Ngg.. gak kok, ada apa btw?".
"Nggak ada tadi gue balikin buku eh liat lo yaudah gue samperin aja".

Seketika mukaku memerah, mungkin itu adalah hal yang sangat biasa tapi bagiku itu sebuah magnet tersendiri yang membuatku tertarik makin dalam pada perasaan yang telah datang selama 2 minggu belakangan ini.

Namanya Adil, beberapa minggu belakangan ini setelah pekenalan itu kami makin dekat. Dan selain dikampus kami juga saling komunikasi melalui whatsapp. Entah memang aku yang gampang merasa nyaman, Adil beberapa minggu belakangan ini sering memberikan perhatian kepadaku dan beberapa kali juga ia mengantarkanku pulang. Aku mulai masuk pada kenyamanan ini dan... ya.. aku tak ingin ini berakhir.

"Nis, kok lo bengong sih. Oya Nis gue boleh minta tolong ga?".
"Apa Dil?".
"Gini, kita kan ada tugas tuh nah gue nggak paham-paham banget lo bisa nggak terangin ke gue".
"Hmmm.. emang bagian mananya yang nggak ngerti".

Singkat cerita Adil pun menjelaskan hal yang tak dipahaminya.

"Yaudah Dil, gue bantu bikinin aja lagian itu sedikit kok". Entah kenapa aku nawarin diri buat bikin tugasnya. Mungkin karena perasaan ini. Sial memang.
"Seriusan Nis?" Jawaban Adil dengan mata berbinar.
Aku mengangguk sambil tersenyum.
Adil tak kalah girangnya sebelum ia pamit ia berkata "Nis, makasih banget ya. Oya sebagai ucapan terimakasih gue besok kita ngopi yok, gue yang traktir. Gimana?".
"Tawaran yang bagus, asalkan besok tidak hujan ya. Kan sekarang musim hujan gitu".

Adil pun pergi dengan senyum penuh kebahagiaan. Dan aku yang tak kalah bahagia karena besok aku akan menikmati kopi dengan Adil. Ah senangnya. Selain karena aku yang juga mencintai kopi rasanya kali ini akan ada kebahagiaan yang sejalan karena aku dapat menikmatinya bersama Adil.

Setelah hari itu dan kami tentunya pergi ngopi karena keesokan harinya Tuhan memberikan langit yang cerah. Aku begitu menikmati saat-saat bersamanya, baik dulu, kini, dan mungkin nanti. Bersamanya aku tak habis bahan cerita, bersamanya dunia terasa lebih banyak warna, aku suka caranya berbicara, aku suka caranya menyesap kopi sambil sesekali menghisap rokoknya.

Berjalanannya waktu, rasa nyaman ini semakin menjadi, aku tak ingin benar-benar semua ini berakhir, dan anganku adalah ingin selalu merasakan ini selamanya.
Aku sekarang seperti bahan pelengkap pada mie instan, aku merasa aku dan Adil adalah paket komplit seperti mie instan dan aku sebagai bahan tumisannya. Rasanya pas.

Setengah tahun dan libur semester datang, komunikasi menjadi tak seintens dulu. Aku mulai risau karena lambat laun Adil mulai berubah, dia tak lagi seintens menanyaiku hal kecil seperti kemarin. Apa yang terjadi, entahlah. Ku harap dia baik-baik saja.

Sekarang, komunikasi yang jarang itu benar-benar terputus. Dan tak lama kemudian aku melihat Adil upload foto dirinya dengan seorang gadis seusia kami. Begiti dekat. Senyum yang terpampang sepertinya mereka amat bahagia. Aku patah.

Aku tertawa sinis dalam hati, seharusnya aku tak begitu memelihara perasaan ini bukan karena aku tau bahwa perasaanku tak benar-benar kau rasakan. Dan detik ini ada hal yang aku sadari bahwa kau tak lebih dari sekedar ingin memanfaatkanku bukan, ah Adil setidaknya terimakasih untuk perasaan yang berhasil kau ciptakan di hatiku. Atas apa yang kau tanam Dil, aku sekarang sudah menuainya. Aku menjadi petani atas perasaanmu aku menerima padinya darimu, menanamnya, memberinya pupuk, dan sekarang padi itu hanyalah hampa. Dan aku lebih suka menjadi petani daripada menjadi mantan pacarmu.

Dan bagiku Dil kini aku tak begitu menyukai kopi lagi, karena yang pasti teringat adalah dirimu padahal aku mengenal kopi jauh dari aku mengenalmu. Aku tak tahu pasti kini aku sedang melupakanmu atau merelakanmu untuk yang lain. Tapi bagiku, keduanya serasa berjalan bersamaan, sehingga kini aku mungkin akan jauh meninggalkan kisah lama itu dan takkan menolehnya lagi.

Terimakasih untuk rasa yang pernah ada.
Tertanda

Annisa.

Tidak Apa-Apa Jika Sendiri

Tulisan ini tercipta saat saya sedang menunggu masuk ke sebuah studio untuk menonton. Hari ini tanggalnya cantik sangat bahagia melihat ora...