2017/02/16

Perihal Menunggu (Pekerjaan)


Tulisan ini adalah tulisan nazar, dimana gue bernazar kalau nanti udah dapet kerjaan gue bakalan nulis gimana up and down nya gue sebagai job seeker dan akhirnya dapet kerjaan. Semoga tulisan ini sedikitnya dapat mencerahkan atau menguatkan teman-teman semua yang baca ya (kalaupun engga juga gapapa 😁). Hanya ingin berbagi dan menunaikan nazar.

Sedikit cerita lagi ya atau buat yang belum tau aja, gue diwisuda pada bulan agustus 2016 setelah melewati banyak perjuangan dalam menyeleseikan skripsi akhirnya gue bisa wisuda juga tepat pada waktunya. Setelah wisuda otomatis gue nggak lagi milikin status, alias pengangguran. Itu nggak terlalu baik dan nggak juga terlalu buruk sebenernya asalkan kita isi waktu luang kita dengan hal yang produktif.

Selama di bulan agustus sampai september gue masih ngerasa jadi mahasiswa karena kerjaannya bolak-balik kampus ngurusin ijazah, dan hal lainnya. Tapi bukan berarti gue lupa sama status gue, karena pada saat yang sama juga gue ngelamar kerjaan kesana-kemari.

Kerjaan yang gue lamar pertama kali adalah di Bank Indonesia. Wow, sebagai seorang fresh graduated gue langsung ambil BI, pesimis sih haha tapi apa salahnya buat mencoba duluan manatau beruntung. Well, sampai akhirnya pengumuman seleksi administrasi diumumkan dan alhamdulillah kala itu gue lulus diantara banyak yang gugur. Beberapa hari kemudian dilakukanlah tes psikotest, well sebagai seorang yang baru gue ngerasa lancar aja ngerjainnya tapi waktunya amat-amat singkat. Dan gue yakin disana kalau gue nggak akan lulus. Dan terbukti haha.

Setelah nggak lulus, disana gue pun mencari peruntungan di tempat lain semua yang buka gue coba, dari yang gede samapai yang kecil. Semisal, PLN dan KPK keduanya gue berhenti di psikotest saja. Selanjutnya nyari peruntungan lewat job fair, sebar lamaran dan beberapa di follow up, ya balik lagi hanya berhenti sampai di psikotest saja.

Hampir kurang lebih 3 bulan gue ngelakuin usaha itu, bolak-balik Lubuk Basung-Padang tapi hasilnya gue selalu kasih kabar ke orang tua gue kalau gue belom berhasil. Sedih? pasti. Karena tentunya kita sebagai anak keinginan terbesar adalah bagaimana bisa membahagiakan orang tua secepat mungkin dan mereka tidak perlu menafkahi kita lagi. Tapi apa mau dikata, kala itu rezeki itu belum juga nampak.

Agustus - Oktober gue bergerilya, sampai datanglah titik jenuh dimana gue beepikir bahwa gue nggak boleh harus terus-terusan begini. Tapi gimana, apa yang harus gue lakuin. Sampai akhirnya pada titik dimana kalau saat itu gue jauh dari Tuhan. Ya, manusia memang ketika susah baru ingat Tuhan, tapi gue yakin Tuhan masih mengasihani hambaNya jika hambaNya benar-benar meminta dan memohon.

Selama bulan November gue dirumah, gue termasuk tipe orang yang bosenan karena pas diwaltu kuliah gue banyak isi kegiatan disetiap harinya, dan sekarang tiba-tiba monoton gue bener-bener ngerasa buntu. Berat badan naik. Dan ya, kerjaan gue cuma bangun, bantu beres rumah, nonton tipi, tidur, makan, begitu seterusnya.

Sampai akhirnya gue bilang keinginan gue ke nyokap kalau gue mau merantau, ya seperti kata pepatah nggak satu jalan ke roma selagi kita usaha pasti ada hasil. Sampai akhirnya waktu itu gue ngelamar di Ombudsman RI san ambil lokasi tes di Pekanbaru, dengan secerca harapan itulah akhirnya gue ke Pekanbaru tepatnya pada tanggal 15 Desember 2016.

Sesampainya di Pekanbaru, sebagai niat awal mengikuti tes Ombudsman gue pun melakukan tes tersebut, apa mau dikata lagi-lagi gue hanya stuck di psikotest. Gue nggak mau nyerah dan pulang lagi gitu aja, akhirnya lewat situs-situs loker khusus Riau gue pun sebar lamaran kesana - kemari. Satu, dua tak ada panggilan, beberapa juga ada sampai interview tapi nggak lagi dikabari. Pernah juga ngelamar di salah satu asuransi dan diundang interview eh nggak taunya malah semacam MLM 😌.

Gue nyerah, selain karena belum juga dapet kerjaan gue kangen rumah, kangen berat. Tiap malem kadang nangis aja, kok gini banget nasib gue. Dengan segala kejenuhan yang ada dalam mencari kerjaan gue tetep nyari, sampai akhirnya salah satu coffee shop buka lowongam di bidang accounting, karena gue tamatan studi ini gue pun nyoba.

Gue dipanggil buat interview dan akan diumumin 10 hari kemudian. Gue bersabar dan berharap. Sampai akhirnya hari kesepuluh gue nggak juga dikabari. Dengan yakin saat itu bahwa gue lagi-lagi nggak lolos. Tapi, kita emang nggak tahu cara Tuhan bekerja, 3 hari setelah itu gue dapet sms kalau gue kembali dipanggil buat interview kedua, yang mana disana gue yakin kalau gue diterima karena rekan-rekan gue pas interview awal nggak ada. Alhamdulillah, gue bersyukur.

Dan tepat di hari ini, kontrak gue berjalan. Atas kenikmatan dan segala perjalanan gue mengucapkan syukur yang tiada hentinya kepada Allah karena udah kasih gue kesempatan. Dan pastinya kepada kedua orang tua gue dan semua yang sayang sama gue.

Antara menganggur sampai mendapatkan pekerjaan menurut gue adalah suatu perjalanan, perjalanan dimana kita bisa memperbaiki diri jauh lebih baik lagi, gimana kita bisa intropeksi diri terhadap diri kita sendiri, gimana kita bisa belajar kesabaran, dan banyak lainnya yang gue yakin kita akan jadi orang yang jauh lebih baik kedepannya.

Galau karena menganggur itu tak masalah tapi akan jadi masalah kalau kita berputus asa dan tak lagi ingin mencari. Setidaknya jangan berhenti, usahalah mesti itu hanya satu. Dan jangan lupa untuk berdoa, berserah diri pada Sang Pencipta karena hanya Dia yang akan membukakkan pintu rezeki pada setiap hambaNya.

Teruntuk yang masih memiliki kegalauan yang sama seperti aku di masaku kala itu, yakinlah bahwa Tuhan memiliki tempat terbaik untuk kita dalam mencari rezeki.

Tidak ada komentar:

Tidak Apa-Apa Jika Sendiri

Tulisan ini tercipta saat saya sedang menunggu masuk ke sebuah studio untuk menonton. Hari ini tanggalnya cantik sangat bahagia melihat ora...