2017/04/14

April Sendu

April. Tulisan ini didedikasikan untuk segala kesenduan yang beruntun terjadi dari awal bulan sampai pertengahan bulan ini. Tulisan ini juga didedikasikan untuk almarhumah nenek tercinta yang berpulang di tanggal 11 April 2017 dengan senyuman yang sangat indah. Serta untuk diriku sendiri yang kini sedang menikmati kesenduan.

Berawal dari 1 April, hari itu adalah hari momentum bagiku karena aku melepaskan hal yang sangat aku idamkan dari semenjak lulus kuliah, yaitu pekerjaan. Tepat di tanggal tersebut aku memutuskan berhenti karena banyak hal yang sudah tidak sejalan denganku (untuk cerita detail tentang ini akan kutulis nanti). Menyesalkah aku? Tidak. Ya, jauh dari sebelum aku ingin berhenti aku memang sudah sangat ingin berhenti. Melepaskan dengan berat bukan karena aku kehilangan pekerjaan tapi aku tidak bisa bersama dengan rekan-rekanku yang lain, dan jadilah hari itu hari perpisahanku dengan diiringi air mata.

Perpisahan memang bukan hal yang diinginkan tapi harus terjadi. Sebagaimana Sang Pencipta telah mengaturnya dengan segala hal yang berpasang-pasangan. Ada yang datang ada pula yang pergi. Ada yang menetap ada yang meninggalkan. Dan itu semua menyangkut dengan kebaahagiaan dan kesedihan.

Setelah resign, aku menjalani semuanya seperti setelah aku baru lulus kuliah. Ya, kembali menjadi pengangguran. Sekali lagi, menyesalkah aku? Tidak. Kuisi hari-hari ku dengan banyak membaca buku agar pengangguranku lebih produktif. Kemudian aku terus melanjutkan hidup.

11 April 2017 tepat hari itu aku keluar seharian karena ingin mencoba peruntungan dengan mengantar lamaran pekerjaan. Pulang sudah lewat maghrib. Kulihat dirumah kakakku sedang menonton televisi dan nenek sedang tidur. Ah ya, nenekku sedang sakit kepala dari kemarinnya. Seperti biasa aku langsung masuk kamar lalu mandi. Tiduran, main hp. Seperti yang kulakukan setiap malam. Tepat pukul 10 lewatan nenekku mengeluh kepalanya sangat sakit. Sampai akhirnya tepat di pukul 10.30 Allah mengambilnya kembali dengan satu hentakan nafas dengan berucap "Lailla ha illallah". Seketika semua diam. Lalu pecahlah tangis. 11 April adalah hari paling sendu di 22 tahun aku hidup. Kehilangan sosok yang amat menyenangkan  kehilangan sosok yang amat disayangi, dan kehilangan sosok yang selalu menghargai.

Aku yakin beliau sudah di pangkuan sang ilahi terlihat jelas dari raut wajah yang sangat tenang kala itu. Ketika dikafani beliau layaknya bayi yang sangan kecil. Aku berharap ketika nanti kita di akhirat aku bisa kembali bersama nenek dan kedua orang tuaku. Selamat jalan Nek, setidaknya aku bahagia karena aku melihatmu begitu tenang Nek :').

14 April 2017, untuk hari ini aku akan mengutip sebuah arti dari surah Al-Insyirah ayat 6 "sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan". Mungkin ini adalah cobaan aku sebagai seorang kakak karena belum bisa mengajarkan adikku dengan benar tentang pengaruh sosial. Hingga pada akhirnya ada kabar buruk yang datang di hari itu, sebagai seorang kakak yang belum bekerja itu sangat menamparku sampai akhirnya kucoba seleseikan masalah adikku dengan berbagai cara. Alhamdulillah Allah memberikan jalan dan kesempatan. Pesanku dik, berbaiklah jangan mengikuti arus karna jika kau tak oandai berenang kau akan hanyut dan hilang.

Itulah yang terjadi, entah bagaimana sisa April ini akan dijalani yang jelas aku selalu berharap semua orang selalu dalam keadaan sehat dan berbahagia. Untuk segala kesenduan mari dinikmati bukan untuk dilaruti. Semoga kita selalu berbahagia

Salam.

Tidak ada komentar:

Tidak Apa-Apa Jika Sendiri

Tulisan ini tercipta saat saya sedang menunggu masuk ke sebuah studio untuk menonton. Hari ini tanggalnya cantik sangat bahagia melihat ora...