2017/07/29

Haris, 2017


Let me tell you a story about Haris.

Haris Adami, berjenis kelamin laki-laki lahir pada 27 September 1995 berbintang Libra. Saat ini masih berkuliah di salah satu Kampus Negeri di Kota Pekanbaru.

Aku mengenalnya setahun silam dan kami memulai hubungan setelah sebulan dekat. Awalnya entah mengapa bisa mungkin saat itu karena hanya merasa nyaman dan ketika kami saling komunikai bahan obrolan kami sama. Sampai akhirnya kita memutuskan untuk menjalin hubungan sampai sekarang dan semoga juga sampai nanti.

Tulisan ini bukan seluruh tentangnya, tapi apa yang aku ceritakan ini adalah bagian hal yang takkan kulupakan untuk kuabadikan didalam bentuk tulisan.

Haris, seseorang yang bukan romantis dan perhatian dalam setiap waktunya tapi berhasil menjadi seseorang yang kurindukan setiap harinya. Entah apa magnet yang ada padanya, tapi begitulah dia begitu menyenangkan dan sederhana.

Dia tidak pernah meminta banyak hal padaku, tidak menuntut aku untuk harus jadi seperti apa dan tetap bersamaku saat-saat sulit dalam hidup. aku bahagia, tentu saja. Mungkin lebih jauh lebih bahagia dibanding kata bahagia sendiri. Bersamanya ada waktu yang aku tak ingin berjalan dengam cepat, bersamanya inginku banyak melakukan perjalanan sehingga akan banyak yang akan kukenang untuk cerita pengantar tidur, dan bersamanya aku bisa melupakan keresehanku. Begitulah ia tidak banyak bicara tapi mampu mendengarkan segalanya dengan baik.

Malam ini, malam diakhir bulan Juli tepatnya 29 Juli 2017. Aku dengannya baru saja bertemu untuk melepas rindu karena dari sebulan sebelumnya dan untuk sebulan kedepan kita tidak akan bertemu. Aku memandangnya lebih lama, entah mengapa tapi aku suka. Dalam hatiku aku berkata akankah dia tetap mengingatku dikala jauh? Kuharap dan kupercaya, tentu saja dia akan mengingatku.

Dikala jauh, tentu saja ada pikiran buruk aku terhadapnya semisal bagaimana disana ia dekat dengan perempuan lain. Tapi, aku tidak ingin selalu berburuk sangka terhadapnya karena bisa saja buruk sangkaku malah akan memicu keadaan menjadi sebenarnya.

Aku percaya Haris, seperti ia juga mempercayaiku. Aku tak ingin membuatnya terlalu banyak berpikir karena sifatku yang kadang kekanakkan karena sejatinya kami memang bukan anak-anak.

Bagiku, hubungan ini akan disayangkan sekali apabila harus berakhir hanya karena pikiran buruk masing-masing. Pernah, hampir saja berakhir tapi untungnya kami cepat menyadari dan memperbaiki. Sampai akhirnya aku sadar bahwa aku terlalu menuntut.

Sebagaimana layaknya sebuah hubungan, kedua pemerannya harus sama-sama berperan untuk keutuhan hubungannya. Begitupun aku terhadap hubungan ini, aku mencoba mengubah sikap burukku yang mungkin masih dia maklumi. Dan untuk keluasan hatimu memakluminya, terimakasih.

Banyak yang dapat kuuraikan, tapi untuk malam diakhir bulan Juli ini cukup ini saja yang aku ceritakan. Semoga kamu siapapun yang membaca dapat mengenal Haris, lelaki yang bersamaku setahun belakangan ini. Lelaki yang begitu aku sayangi. Dan semoga lelaki yang akan mendampingiku hingga kelak Tuhan memanggilku.

Dan teruntuk Haris yang aku spesialkan tulisan ini untukmu, terimakasih karena masih bersamaku dalam segala hal. Tetap seperti apa adanya dirimu karena cukup menjadi dirimu saja aku sudah jatuh cinta setiap kalinya.

Salam..

Tidak ada komentar:

Tidak Apa-Apa Jika Sendiri

Tulisan ini tercipta saat saya sedang menunggu masuk ke sebuah studio untuk menonton. Hari ini tanggalnya cantik sangat bahagia melihat ora...