2014/05/23

Senja Di Pagi Hari



Pagi selalu memberikan ku warna yang berbeda, memberikanku kembali semangat akan harapan-harapan yang ingin kukejar bahkan kunanti sama halnya dengan senja bagiku senja adalah sebuah pengharapan untuk bisa melihat pagi kembali dan satu hal pagi dan senja bagiku adalah sebuah penantian, penantian yang ntah kapan akan berbuah menjadi sebuah pertemuan.
Tanpa kusadari sudah 4 tahun 3 bulan 12 hari aku menunggu pagi dan senja yang sama, pagi dan senja yang selalu membuatku menunggu di tempat yang sama dan jam yang sama sesuai kebiasaan kita dulu 4 tahun silam dan ditempat ini juga kau memutuskan ku tanpa sebab dan pergi begitu saja. Saat kau mengatakannya aku hanya diam, lidahku kelu sekedar untuk menanyakan mengapa yang kutahu saat aitu aku seperti patung yang pasrah saja mendengar pengakuanmu dan kemudian menatap punggungmu yang kian menjauh, ya hanya itu yang kulakkan saat itu.
Setelah hari itu aku masih bangun di pagi hari dan pergi ke tempat itu hanya untuk berharap aku bisa menemukanmu, begitupun senjanya setiap aku pulang kantor aku juga ke tempat yang sama berharap kau menungguku seperti biasa, tidak tepatnya seperti 4 tahun silam ya 4 tahun silam yang sempurna.
Kini semuanya telah lama usai tapi ntah mengapa aku masih saja melakukan ritual itu, tentu saja tanpamu. Aku tak tahu lagi kabarmu karena semua koneksi antara aku denganmu dengan cepat kau putuskan, tapi sampai saat ini hidupku masih berlanjut meskipun kau membawa setengah jiwaku dan tak kau kembalikan tapi untungnya aku masih memiliki orang-orang yang selalu menemaniku.
Kini aku sudah lulus kuliah dan bekerja di salah satu perusahaan di Jakarta, bagaimana dengan mu? Ah tentu saja kau lebih hebat dariku bukan karena kau sangat pandai sekali dalam segala bidang, ingatkah kau ketika kita berdebat dan kamu berhasil membuatku terdiam seribu bahasa karena ucapanmu tapi tentu saja itu hanya bercanda karena setelah itu kamu akan memelukku dan mengecup hangat keningku. Ah aku merindukan itu….
4 tahun sudah kejadian yang indah itu berlalu, hari-hari indah yang tak akan pernah bisa aku lupakan dan selama itu juga banyak yang mencoba menggantikanmu tapi sayang kamu masih saja betah menduduki posisi hatiku tentu saja itu bukan salahmu karena aku tetap membiarkanmu berada disana.
***
“Reniiii….” Sapa seseorang ketika aku sedang menatap indahnya mata hari terbenam
Aku menoleh, ntahlah suara itu terasa tidak asing bagiku, aku langsung menoleh ke belakang dan alangkah terkejutnya aku karena disana sudah berdiri Andre teman kantorku.
“Andre.. ngapain kamu disini?”
“Yang ada aku yang nanya, kamu ngapain disini?”
Enggan aku menjelaskan kenapa aku disini. “aku.. oh tadi kebetulan lewat sini lagi pengen ngeliat sunset, nah kalau kamu?”
“Oh.. sama Ren lagi pengen nenangin pikiran aja. Boleh aku duduk disebelahmu?”
Aku mengangguk
            Waktu kami pun banyak dihabiskan dengan membicarakan masalah kantor sampai akhirnya tak terasa matahari sudah menghilang dari ufuk barat dan satu per satu bintang mulai bermunculan Andre menawarkan ku pulang dan aku mengiyakan.
“Terimakasih ya Ndre, mampir dulu yuk” kataku ketika sebelum turun dari mobil sedan hitam Andre
“Iya sama-sama Ren, hemm.. nggak usah Ren aku langsung balik aja deh. Ngomong-ngomong makasih ya buat senja hari ini singkat tapi sangat bermakna.”
Aku tersenyum dan mengangguk, lalu membuka pintu mobil. Seketika mobil Andre meninggalkan halaman rumahku aku menatap mobil itu pergi dan tahukah kalimat terkahirnya itu mebuatku kembali mengingat masa-masa 4 tahun silam tanpa adanya ciuman hangat dikeningku.
Setelah kejadian kemarin kami sering ke tempat kenangan itu, Andre selalu menawarkanku untuk pulang bersama lalu kami singgah di pantai itu pertemuan kami jadi semakin intens karena selain di kantor dia juga sering mengajakku makan malam keluar. Dan ntah mengapa aku melihat sosok mu di dalam Andre.
Siang itu Andre mengajakku makan siang di sebuah restoran sebelah perusahaan aku cepat mengiyakan karena perutku juga sudah minta diisi, kami berjalan kesana karena jaraknya sangat dekat, setibanya disana kami memesan makanan masing-masing dan kembali mengobrol tapi kali ini obrolan kami mulai menjurus ke hal pribadi.
“Ren.. ngomong-ngomong aku sering anterin kamu pulang dan ajakin makan keluar emang nggak ada yang marah?” kata Andre tiba-tiba
“Eh.. engga kok, emang kenapa?” jawabku hampir tersedak karena tak percaya Andre akan menanyakan hal itu
“Hahaha… nggak papa aku cuma nanya kan nggak enak kalau kamu ternyata sudah punya pacar”
“Hahaha santai aja Ndre..” jawabku tertawa
“Ngomong-ngomong kau terahir pacaran kapan?”
Aku langsung menghentikan makanku itu berarti aku harus kembali mengingat tentang dia bahkan mungkin mengorek kembali luka itu.
“Renn heloo.. kok bengong?” Andre melambaikan tangannya di depan wajahku
“Eh.. engga… tadi tanya apa?”
“Lo terakhir pacaran kapan?”
“Oh.. 4 tahun yang lalu” jawabku sekenanya
“Wih lama juga berarti lo ngejomblo, kenapa tuh? Belom bisa move on ya?”
Pertanyaan Andre seketika mengusik kenyamananku
“Eh.. balik yuk, jam makan siangnya bentar lagi habis.”
Andre seperti mengerti, dia langsung membayar dan kamipun pergi ke kantor kembali. Di perjalanan kami berdua diam, aku sibuk dengan pikiranku dan Andre sibuk dengan pikirannya juga.
Sore ini hujan turun sangat lebat itu artinya aku tidak bisa melihat senja seperti biasa, ya selama ini yang menjadi penghalang ritualku itu adalah ketika hujan turun.
“Ren.. kok belum pulang” Andre yang tiba-tiba sudah berada disampingku
“Iya.. nunggu hujan teduh dulu, lupa bawa payung.”
“Yaudah aku anter aja yuk kalau gitu.”
“Eh nggak usah Ndre gue pulang sendiri aja lagian bukannya lo ada acara malem ini.”
“Nggak papa Ren, lagian kan rumah kamu sama kontrakan aku searah udah yuk”. Andre menarik tanganku dan menuju basement tempat mobil Andre terpakir.
            Sejurus kemudian mobil Andre melaju dengan kecepatan normal membelah jalanan ibukota yang basah oleh air anugerah Tuhan itu, para pejalan kaki maupun sepeda motor merapat ke halte-halte atau emperan toko yang berada didekatnya tapi itu tak membuat jalanan menjadi lengang, jalanan masih saja macet apalagi kalau jadwal pulang kantor begini.
“Renn..soal tadi aku minta maaf ya.” Tiba-tiba Andre memutus keheningan yang sejak terjadi berlangsung
“Eh.. minta maaf buat apa?”
“Soal makan siang tadi yang pertanyaanku mengenai masa lalumu itu”
“Oh.. itu udahlah nggak papa kok Ndre, kenapa harus minta maaf?”
“Ya.. nggak enak aja soalnya kamu kayaknya langsung tersinggung begitu.”
Aku hanya tersenyum
“Ngomong-ngomong, masalah itu apakah benar pertanyaanku itu?”
Aku diam tidak lebih tepatnya aku berpikir apakah ini saatnya aku berbagi dengan seseorang masalah itu tapi bagaimana mungkin dengan Andre, aku baru mengenalnya sebulan ini.
“Eh.. kalo nggak mau dijawab nggak papa kok Ren.”
            Aku tetap diam sampai akhirnya aku memutuskan untuk menceritakan semuanya, aku menceritakan semua ritualku dan perasaanku tentang 4 tahun silam dan tentang semuanya yang terjadi. Andre mendengarnya dengan seksama dan ntah mengapa aku begitu nyaman dengan tatapannya itu, tatapan yang begitu teduh dan aku ingin waktu berhenti untuk beberapa saat, tapi sayang itu tidak akan pernah terjadi karena setelah aku selesai bercerita mobil Andre sudah berhenti juga di halaman rumahku, seketika aku hanya diam dan menunduk.
“Hei.. kamu nggak mau turun?”
Aku menatapnya seolah mengisyaratkan untuk memberikan nasehat atau memberikan tanggapan atas ceritaku itu dan ntah mengapa sepertinya Andre mengerti karena sebelum aku benar-benar turun dia memegang tanganku dan berkata “kamu itu seperti senja di pagi hari” kemudian tersenyum.
Oh Tuhaaann.. apa maksudnya itu dan tatapan itu kenapa tatapan itu begitu menyenangkan dan menenangkan, apakah kini aku berhasil keluar dari zona sakit itu.
Sejam setelah Andre mengantarku pulang dan semuanya terasa berubah, beban berat yang terasa selama 4 tahun silam itu seketika luntur, ada perasaan yang tak biasa yang kurasakan Oh Tuhan apakah ini, apakah Kau mengirimkan Andre untuk menghapus semua ini. Aku tak bisa berpikir dengan baik, aku merasakan setiap hembusan nafasku adalah sebuah kelegaan.
Keesokan harinya, dan untuk pertama kali setelah 4 tahun silam aku melewati ritual pagiku bukan karena aku lupa tapi tepatnya kini Andre sudah berada di depan rumahku aku tak tahu mau kemana Andre akan mengajakku, malam tadi dia hanya bilang kalau akan menjemputku tepat pukul 6 pagi, akupun hanya menurut.
Di sepanjang perjalanan kami hanya diam, aku ingin sekali menanyakan apa maksud ucapannya malam itu tapi ntah mengapa bibirku rasanya terkatup dan hatiku berbicara bahwa aku akan segera menemukan jawabannya. Jam 7 pagi kami tiba di tempat, tapi hei apakah ini pantai. Andre membukakkan pintuku dan membimbngku berjalan mendekati sebuah batu besar. Berjuta pertanyaan telah siap aku lontarkan tapi Andre dengan tenangnya menjawan semuanya tterlebih dahulu.
“Kamu pasti akan bertanya mengapa aku membawamu kesini dan kamu pasti ingin tahu apakah maksud dari ucapanku semalam. Kamu lihat pagi ini begitu indah bukan, dan lihat matahari itu begitu cantik sinarnya tapi bisakah kamu seketika membayangkan bahwa saat ini senja? Tentu tidak karena mereka berbeda dan memiliki keindahannya masing-masing, itulah mengapa aku menyebutmu senja di pagi hari karena kamu tidak bisa membedakan kebahagianmu dulu dan sekarang kamu menyamakan pagi dan senja sebagai hal dimana kamu harus menunggu seseorang yang ntah kapan akan tiba padahal kamu masih memiliki pagi dan senja yang lain dan mungkin malah membuatmu jauh lebih bahagia, lupakan pagi dan senja mu 4 tahun silam karena itu hanya keindahan sesaat tapi mulai hari ini tataplah pagi ini dengan keindahannya begitupun dengan senja karena mereka berbeda, sangat berbeda dengan itu kamu akan memahami sesungguhnya pagi dan senja itu bukan untuk penantian tapi untuk kebahagiaan.”
            Seketika aku tertegun dengan ucapan Andre, air mataku menetes semua yang dituturkan Andre seolah menyadarkanku bahwa selama ini aku telah menjadikan kuasa Tuhan itu adalah sebuah penantian yang tak akan pernah ada, aku telah salah menganggap pagi dan senja sebagai hal untuk mengenang padahal dibalik semua itu ada cerita lain yang aku tak menyadarinya bahwasanya pagi dan senja adalah sebuah harapan baru untuk memulai kebahagiaan.
            Aku memeluk Andre, Andre membalsnya dan kemudian membisikkan “maukah kamu menjemput kebahagiaan pagi dan senja itu bersamaku”. Aku tak dapat membendung lagi air mataku sebaga jawaban ya aku memeluknya lebih erat.
            “Terimakasih Andre” diisak tanisku.

            -THE END-

2014/05/20

I Don’t Know What I Write But It’s So Special



Haiiii!! Balik lagi bersama saya Yola hahaha semoga masih ada pembaca setia yang nungguin tulisan-tulisan gue yang terkadang absurd. So, sesuai dengan judulnya sebenarnya gue nggak tau apa yang mau gue tulis tapi tulisan ini spesial buat seseorang, eitss jangan mikirin aneh-aneh dulu, kenapa bikin tulisan ini karena lebih kurang sebulan ini dia sudah memberikan warna lain dalam kehidupan gue hahaha *jangan terbang yang baca* dan dia adalah…… kasih tau nggak yaa, sesuai permintaan dia katanya namanya harus disebut wes tak sebutin nih yang mau tau kalian bisa liat dia di account twitternya di @FebriRamanda yang mau follow silahkan atau mau cari jodoh follow aja dulu mana tau cocok hahaha sesuai yang dikasih tau di bio nya *tuh feb udah gue promosiin*.

Jadi sebenernya apasih yang mau gue tulis apakah biografi dia? Hahaha enggalah jadi ceritanya begini pada suatu malam yang gelap gulita ceritanya lagi bincang-bincang nggak jelas alias ngikutin kemana arah perbincangan aja sampai akhirnya perbincangan kami bermuara pada hal dimana membahas mengenai cerita, awalnya pas waktu itu sempet bikin cerita yang absurd di twitter berdua nah berawal dari sanalah cerita ini terbentuk dimana dia pengen gue bikin cerita pemeran nya kita berdua gue mikir mau bikin cerita apa nah dia ngasih ide bikin cerita negeri dongeng gitu, padahal bukan bidang gue tapi apa salahnya dicoba yakan? 

Kalo ceritanya rada nggak nyambung dimaklumi aja ya karena gue masih amatiran dan masih sangat-sangat belajar, so kalo ada komen lo bisa tulis di bagian bawah tulisan ini atau mention ke gue aja di @yolladwim. So, enjoy guys

***

Pada suatu hari di sebuah kerajaan cakendle lahirlah seorang putri yang bernama putri butterlina (ini gue -___-) kenapa namanya butterlina karena dia dilahirkan dari adonan telur dan mentega. Butterlina tidak memiliki saudara karena butterlina hanya seonggok butter yang siap diadon oleh siapa saja yang menginginkannya. Hingga dewasa pun tak ada yang berubah dari hidupnya sehingga bertemulah butterlina dengan seorang pangeran yang bernama pangeran dalam, dalam apa? Mungkin dalam oven hahaha. Okee lanjuttt…
Di suatu pagi yang cerah seperti biasa butterlina harus bersiap-siap untuk dimasukkan ke pemanggang tapi sekian lama dia hidup dia berhasil meloloskan diri karena dia merasa bahwa pemanggang itu sangat menakutkan, setiap hari butterlina harus menghindar dari adukan sang empunya adonan dan selalu berhasil tapi sayang tidak dengan hari ini butterlina terjebak dalam adonan yang siap di panggang. Tapi hal itu tak benar-benar terjadi karena pemanggang tersebut dibawa keluar ruangan dan meninggalkan adonan-adonan tersebut. Lantas butterlina sangat senang karena untuk kesekian kalinya ia berhasil meloloskan diri.
Tapi kesenangan itu tak bertahan lama karena selang 1 jam kemudian masuk pemanggang baru, tapi lihatlah pemanggang ini berbeda mana warna hitam dekilnya karena arang dan kenapa pemanggang ini terbuat dari besi, butterlina sibuk dengan pikiran-pikirannya tanpa ia sadari ternyata ia sudah berada di dalam pemanggang baru tersebut, dan ternyata pemanggang itu adalah oven.
Seketika pintu tertutup dan api dinyalakan, butterlina sangat ketakutan dia berteriak sekencang-kencangnya agar panas yang merajalela ditubuhnya bisa dihentikan.
“Kenapa butterlina?” suara itu mengejutkan butterlina
“Siapa ituu?”
“Aku adalah oven tempat kau berada sekarang, kenapa kau sangat ketakutan?”
“Oven? Apa maksudmu? Apakah kau bisa berbicara?”
“Hahahaha tentu butterlina semua oven sepertiku bisa berbicara”
“Tapi tak semua butter bisa berbicara” ungkap butterlina
“Karena kau butter yang berbeda” jawab oven menurunkan nada suaranya
“Berbeda? Apa maksudmu berbeda?”
“Suatu saat kau akan mengetahuinya sendiri butterlina”
“Ya sudah apapun katamu aku mohon atas bantuanmu agar aku dikeluarkan dari tempat ini, aku sudah tak tahan lagi disini sangat panas”
“Jika aku membantumu, maukah kamu menemaniku?”
“Kenapa harus?”
“Karena itu syaratnya”
“Baiklah sekarang cepat tolong aku” desak butterlina
Tiba-tiba oven tersebut mengeluarkan sebuah cahaya dari dinding-dindingnya dan sekejap seisi dalam oven sangat menyilaukan dan ntah datangnya dari mana butterlina sudah berada di sebuah tempat yang tidak akan terlihat oleh siapapun.
“Bagaimana kau melakukannya?” tanya butterlina ke oven
“Hahaha kalau aku ceritakan nanti kau tidak memiliki kata-kata untuk memujiku”
“Sombong sekali kau tuan oven, tapi apakah aku aman disini?”
“Tentu kau akan sangat aman disini, tenang saja” jawab oven santai
“Terimakasih kalau begitu, lalu apa yang harus aku lakukan?”
“Seperti kataku tadi, kau harus menemaniku”
“Sampai kapan?”
“Sampai waktu yang tidak akan ditentukan, mungkin kita akan menua bersama?”
“Apa maksudmu menua?”
“Suatu saat kau akan mengerti butterlina”
Hari berganti hari, bulan berganti bulan, bahkan tahun kini telah berganti tahun butterlina dan pangeran dalam (oven) telah terbiasa bahkan sangat terbiasa dengan kebersamaan mereka setiap waktu mereka habiskan berdua, mereka menjalin persahabatan tanpa adanya perpisahan sampai akhirnya waktu itu tiba, waktu dimana butterlina dan pangeran dalam (oven) menua bersama, mereka berdua dibuang ke barang rongsokan karena oven tersebut telah tua dan tak layak lagi digunakan. Di sisa waktu mereka sebelum butterlina menyusut karena telah bercampur debu dia mengatakan hal yang mugkin tak akan dilupakan oleh pangeran dalam (oven).
“Pangeran,,, terima kasih telah menyelamatkan aku, terima kasih karena kau telah mengajakku untuk menemanimu dan mengangkatku sebagai sahabatmu setidaknya aku memiliki cerita yang akan selalu kuingat, dan aku telah menemukan jawabannya pangeran , kau masih ingat ketika kau mengatakan aku berbeda aku kini tau jawabannya kenapa aku berbeda karena aku tidak mati begitu saja seperti butter-butter lain tapi aku memiliki cerita yang akan selalu aku ingat dan aku rindukan. Terimakasih pangeran… ketika nanti kau dibeli dan digunakan kembali kemudian kau menemukan butter lagi, aku mohon jangan lupakan aku sebagai butterlinamu.”
***
            Sekiaaannn.. gimana, gimana? Absurd ya, hahaha mohon maaf kalo gitu soalnya udah mulai ngantuk tapi kata gue keren kok ceritanya ini pertama kali gue bikin cerita genre begituan tapi kalo ada saran kasih tau yaa karena gue masih belajar .
            Dan buat lo feb hahaha gimana? Sukaa? Gue nggak tau ngimplementasiin nya gimana cerita diatas gue udah pikirin banget semoga lo suka ya, makasih udah mau mengenal gue yang absurd ini hahaha gue tunggu lo di Padang haahaha.

Quote:"Terkadang persahabatan itu dimulai dari sesuatu yang tak terduga tapi yakinlah ketika hubungan tersebut dijaga dengan baik akan menjadi sesuatu hal yang akan buat lo bersyukur sebanyak-banyaknya karena Tuhan telang amat teramat baik menemukan seseorang yang ada disamping lo sekarang, yang buat lo merasakan berbaga warna-warninya perasaan, dan memperkenalkan kepada lo akan indahnya hidup ini."

2014/05/06

A Piece Of Life

A piece of life kenapa gue ngasih judul tulisan gue begitu karena mungkin beberapa hal yang akan gue ungkapin dibawah ini tak lebih dan tak kurangnya tentang kehidupan mungkin lebih tepatnya tentang kehidupan gue. 
Sebelumnya gue cuma mau ingetin dulu bagi siapapun yang membaca ini nantinya (kalo ada yang baca) ini bukanlah suatu hal pengibaan tapi lebih tepatnya berbagi bagi siapapun yang mengalami hal senasib dan gue mencoba membantu atau menyarankan sedikit bagaimana bisa bangkit lagi dari segala keterpurukan pada saat tidak ada seorangpun yang bisa lo ajak cerita.

Oke mari kita mulai....


Sebelumnya kenalin dulu gue yolla tahun ini gue beranjak 20 tahun lo bisa temuin gue ngoceh-ngoceh tentang segala hal yang gue rasain maupun yang gue liat di acc twitter gue yaitu @yolladwim (tetep promosi). Mungkin sekian perkenalannya karena kalo kebanyakan basa-basi ntar yang ada kata-kata di otak gue yang udah gue susun sedemikian rupa jadi lupa dan hanya menghasilkan tulisan yang abstrak -__-.

Beberapa hari ini gue mendapatkan suatu masalah yang mungkin masalahnya ini juga pernah dirasakan oleh pembaca sekalian dimana lo ngerasa nggak punya temen tempat lo bisa cerita apapun yang lo rasain tanpa banyak komentar atau bahkan malah nyalahin lo ya gue ngerasain itu sob dimana gue cuma butuh di denger bukan di ceramahi mungkin kalian juga pernah denger kata-kata ini bahwasanya cewek itu cuma butuh didengarkan setiap keluh kesah mereka, bukan berarti mereka sebagai insan yang egois atau lemah karena harus mengumbar masalah mereka tapi balik lagi ke yang gue bilang tadi mereka hanya ingin di dengarkan disaat nggak ada yang memberikan bahu hanya untuk menopang tubuh mereka yang lemah.

Pernah nggak lo merasakan dimana lo nggak kuat lagi terhadap kondisi lo pada saat ini semisal ketika lo punya masalah nggak ada orang yang bisa lo jadiin sebagai tempat berbagi padahal lo punya banyak sahabat tapi karena lo mengerti mereka sibuk akhirnya lo memutuskan untuk diam, atau adapun orang sebagai tempat cerita tapi mereka hanya cenderung menganggap semua yang lo ceritain adalah masalah sepele dan malah nge-judge lo lebay. pernah? Gue pernah.

Beberapa hari yang lalu gue ngerasain yang namanya suatu pengkhianatan dan itu dari orang terdekat gue yang ngebuat nyokap marah besar karena kesalahan yang nggak pernah gue lakuin, bukan berarti gue nyalahin nyokap karena nggak percaya sama gue nggak sama sekali tapi disini gue mulai belajar bahwa orang terdekat lo sekalipun bisa ngejatuhin lo dan dari itu gue harus belajar hati-hati. Terkadang ketika kita berbuat baik kepada orang lain itu hanya akan dijadikan orang sebagai senjata untuk memanfaatkan kita dan gue sadari itu.

Ada lagi ketika gue meminta support tapi yang gue terima hanya cacian yang elegan dan itu sangat sangat membuat gue kembali tersadarkan bahwa nggak selamanya setiap support yang lo kasih ke orang lain akan dibalas dengan hal yang sama. Ditambah lagi ketika gue dapat sebuah pesan yang sangat tidak berperikemanusiaan dari seseorang yang sangat gue hormati dan disini gue mulai kembali belajar bahwa tak selamanya orang yang lo hormati bisa menjaga ucapannya dengan baik.

Atau ketika lo merasa lelah tapi sekeliling lo nggak peka sama lo dan mereka nyuruh lo seenaknya, disini lo bisa belajar bahwa nggak selamanya orang bisa ngerti akan kesusahan lo meskipun itu orang terdekat lo.
   
Ketika dada mulai sesak, disaat air mata tak terbendung lagi, disaat lo ngerasa sepi, dan disaat semuanya telah berubah mulailah ingat kembali bahwasanya lo nggak pernah sendiri lo masih punya Allah yang selalu dengerin setiap tangisan lo, setiap marahnya elo akan kehidupan ini. Dan dari setiap kesedihan yang gue alamin setiap keterpurukan yang gue rasakan satu-satunya tempat kembali gue hanya pada Dia ya hanya Dia yang bisa buat gue senyum lagi, buat gue kuat lagi, dan pastinya buat semua masalah gue hilang dengan sekejap lewat apa lewat doa ya lewat doa gue, lewat tangisan gue yang selalu minta kepadaNya agar gue selalu dikasih kesabaran yang berlimpah-limpah dan itu buat gue sangat bersyukur karena Allah udah tunjukin ke gue mana orang-orang yang harus dipertahanin.

Lo boleh aja nangis sekejer-kejernya bahkan sampai mata lo bengkak, sampai napas lo sesak tapi setelah itu berkacalah dan liat diri lo dengan segala kelebihan lo, bilang ke depan kaca bahwa lo kuat, lo harus bahagia karena setap orang diciptakan untuk bahagia dan bilang bahwa LO BAHAGIA DENGAN DIRI LO SAAT INI dan kemudian tersenyumlah dan yakinlah kepada diri lo sendiri bahwa lo udah melangkah jadi orang yang lebih baik dari sebelumnya. Gue ngelakuin hal ini dan emang gue ngerasa jauh jauh lebih baik kepala yang berat dada yang sesak akan hilang seketika itu juga.

Emang banyak hal yang harus dipelajari, banyak hal yang harus dimengerti, bahkan banyak hal yang harus diketahui agar kita bersiap menghadapinya. Terkadang dari setiap kemunafikan yang ada kita bisa melihat masih banyak orang yang jauh lebih buruk dari kita meskipun mereka memiliki segalanya, dan itu membuat kita bersyukur bahwasanya kita masih memiliki hati daripada mereka.

Mungkin tulisan gue ini emang nggak ada yang bisa dipetik tapi lewat tulisan ini gue cuma mau bilang bahwa apapun masalah yang lo hadapi ketika tidak ada seorangpun yang bisa lo ajak cerita ataupun tidak ada satupun yang mau dengerin lo bahkan ngasih lo semangat, lo masih punya Allah yang selalu ada kapanpun lo ngadu tanpa perlu dipanggil, lo cukup menengadahkan tangan dan curahin semuanya. Dan setelah itu bersyukurlah karena mereka dengan tidak secara langsung telah menunjukkan betapa "hina" nya diri mereka :).

Dan pesen gue lagi lakukanlah apa yang membuat lo bahagia karena setiap insan memiliki kebahagiaannya masing-masing jemputlah kebahagiaan itu dan jadikanlah kesedihan suatu langkah untuk mencapai kebahagiaan tersebut, dan gue yolla setelah sekian lama berkutat dengan permasalahan-permasalahan itu gue udah nemuin kebahagiaan gue lewat menulis ini, bagaimana dengan lo? :)


 

Tidak Apa-Apa Jika Sendiri

Tulisan ini tercipta saat saya sedang menunggu masuk ke sebuah studio untuk menonton. Hari ini tanggalnya cantik sangat bahagia melihat ora...