Ketika cinta
itu datang dengan sendirinya tak ada satu orangpun yang dapat menolaknya, cinta
datang karena terbiasa itu benar, tapi cinta itu datang dengan sekejap lebih
mewakilkan perasaanku saat ini. Aku terlalu bingung dengan arti cinta itu
sebenarnya, apakah definisi cinta itu semudah ini? Iya bagiku. Aku terlalu
mudah untuk memberikan hatiku bukan lebih tepatnya perasaanku kepada orang yang
ku anggap istimewa, ntah itu baru dikenal, teman lama atau seseorang yang baru
dilihat pada pandangan pertama pun bisa. Hufftt...sudahlah aku terlalu muda
untuk memikirkan itu aku baru 18 tahun pasti cinta itu bagiku hanya sebatas
mengagumi bukan mengasihi. Tapi mungkin tidak semua orang sependapat denganku,
kenapa demikian karena dari yang kulihat, kudengar, dan kubaca cinta itu adalah
suatu yang, menyenangkan ketika sedang berbunga, menyedihkan ketika layu,
menjengkelkan ketika dibiarkan, pokoknya banyak deh mungkin pada ngerasain
semua. Well, apapun itu definisinya semoga kalian semua berbahagia dengan cinta
yang kalian miliki.
Setelah tanda
titik itu aku mulai memainkan mouse untuk mengklik tanda publikasi, yap aku
lagi mulai nge-blog lagi setelah lama dianggurin karena kesibukan yang tidak
menentu (padahal cuma males-malesan, biar dikata keren aja) oke abaikan. Oke
gue Citra baru tamat sekolah asik bentar lagi lulus nih ceritanya, abaikan
kembali. Sekian deh perkenalannya soalnya kalo kenal lebih banyak pada naksir
lagi *kibasrambut*. Handphone ku tiba-tiba berdering setelah ditelusuri
ternyata itu Laura sahabatku seseorang yang update tentang masalah yang terjadi
di dunia ini mulai dari politik, ilmu pengetahuan, sampe masalah anak-anak dia
juga tau, calon ibu yang baik.
“ya ra”
“dimana lo?”
“di kuburan”
“ngapain?”
“boker”
Laura tertawa
cekikikan
“lagian lo
aneh ini udah jam 10 malem masih aja nanya gue dimana”
“yakali aja”
“ngapain nih
malem-malem telpon gue, tumben banget”
“pengen
ngabisin gratisan gue hehe”
“idiihhhh...matiin
deh gue pengen tidur sana telponan sama kucing lo”
“emang bisa?”
“bisa, makanya
beliin dia hp, yaudah bye gue tau lo lagi mikir jadi mikir dulu”
“yeee.. lo mah
gitu, yaudah deh bye”
“bye”
Akupun segera
menarik selimut dan bersiap untuk merangkai mimpi-mimpi yang tak berujung,
memang menyenangkan bukan disaat kita nggak bisa gapai untuk saat ini tapi bisa
kita gapai di mimpi kita dan itu nggak ada halangannya lagi, itu mimpi apa
khayalan ya? *mikirkeras*. Sudahlah yang penting apapun itu mari tidur dan
selamat malam.
###
Jam
menunjukkan pukul 8 pagi aku masih betah untuk bersembunyi di bawah selimut
yang hangat ini, terlalu malas rasanya untuk bangun karena nggak tau juga mau
ngapain jadi lebih menyenangkan kali berguling-guling disini, yang setuju
angkat kaki. Tiba-tiba terdengar suara pintu kamarku diketuk palingan mama kalo
nggak thomas adik lelakiku yang super jail. Dan ternyata tebakan ku salah yang
terdengar dari balik pintu adalah suara Laura, astaga ngapain dia pagi-pagi
gini nyamperin.
“cit...
citra...”
Akupun segera
menuju pintu, aku raih lengan pintu tersebut dan membukanya, alangkah kagetnya
ketika melihat Laura dengan banyak kantong belanjaan ditangannya.
“Laura, lo mau
ngapain?”
Laura tak
menjawabnya dia langsung masuk begitu saja ke kamarku dan meletakkan semua
barang-barangnya tersebut, kemudian dia duduk di sofa yang terletak di sudut
kamarku sambil menegak sebotol air minum yang dikeluarkannya dari dalam tasnya,
Aku segera menghampirinya dan duduk disampingnya dengan kebingungan, dia tampak
menarik panjang napasnya sebelum memulai pembicaraannya.
“oke jadi gini
cit, lo pasti kebingungan kan kenapa gue bawa kantong sebanyak itu?”
Aku menangguk
“lo lupa ya?”
jawab Laura agak meninggi
“lupa apa?”
“Ya Tuhan citra malem ini itu acara perpisahan di sekolah, makanya gue bawa
barang banyak begini supaya kita bisa pilih-pilih mana yang cocok untuk kita
pakai”
*tepokjidat*
“jadi lo kesini bangunin gue cuma buat itu? Hah?!”
“hem hem”
“YaTuhan mimpi apa gue punya temen kayak lo, rempong banget tau nggak sih,
lagian acara itu kan boleh dateng boleh engga”
“apa? Jadi lo memutuskan untuk nggak dateng, gitu?”
“yap”
“no no no, citra kita itu harus dateng! ini itu acara perpisahan,
perpisahan cuma sekali bakalan lo rasain, kecuali kalo lo nggak lulus”
“bodo amat, pokoknya gue males dateng titik”
“harus dateng”
“enggak!”
“aaaaaaa...citraaaa....”
“bodo bodo bodo udah sana lo ke salon, gue mau lanjut tidur”
“kebo lo”
Tiba-tiba mama masuk, untuk kesekian kalinya mama menengahi perdebatan ini.
“hei ada apa dengan kalian ribut-ribut”
“citra nih tan, masa ke acara perpisahan sekolah aja dia nggak mau”
“citra, nggak boleh gitu laura udah bela-belain kesini supaya kalian pergi
bareng masa kamu tolak begitu saja, lagian apa salahnya kamu pergi ke acara
itu”
“tapi maa...”
“sudah mama tak terima alasan sekarang buruan mandi dan siapin apa yang
perlu kalian siapin untuk malem ini” mama pun langsung keluar dari kamar
“puas lo”
“banget” laura mencibirku.
###
Jam 7
kurang 10 menit Laura sudah rapi dengan dandanannya memakai gaun krem dengan
hiasan topi kecil diatas kepalanya, sungguh cantik dia malem ini, sedangkan aku
memakai dress selutut dengan rambut tergerai dipunggungku serta gelang yang
kubeli siang tadi.
“wah cantik sekali kalian” puji
mama, ketika kami berdua menuruni tangga rumahku
“ah tante bisa aja”
Mama hanya tersenyum
“yaudah kita berangkat dulu ya
mah” Kami berdua menyalimi mama
Sesampainya di
gedung tempat acara diselenggarakan tampak beberapa teman yang dikenal maupun
tidak sedang asyik berbincang-bincang ada juga loh yang mojok emang manfaatin
kesempatan banget kayaknya. Aku melangkah dengan ragu Laura berjalan duluan
saja, sifatnya begitu kalo udah dalam keadaan ramai pasti dia lupa kalo membawa
seseorang. Akupun pergi ke salah satu meja yang menghidangkan minuman dan
makanan kecil. Aku ambil satu minum itu dan duduk ditempat yang kurasa nyaman
untuk menikmati pesta ini.
“hei”
Tiba-tiba ada
yang menyapaku dan aku menoleh ke arah orang tersebut. Ternyata Rendi teman
sekelas ku.
“hei ren”
jawabku sambil tersenyum
“boleh duduk
disini?”
“berhubung ini
bukan punya bokap gue nggak ada yang ngelarang kok”
Rendi tertawa
geli mendengarnya “berarti kalo ini punya bokap lo gue nggak boleh dong duduk
disini”
“aduh rendi
please deh nggak usah dibahas juga, kan becanda doang”
“hehe iya, by
the way lo sendiri?”
“hemm.. niat banget
gue sendiri kesini, Laura nih yang maksa tapi seru juga acaranya”
“oh.. lo
cantik”
Aku tersedak
dibuatnya “apa?”
“lo cantik”
Rendi mengulangi
“terimakasih”
jawabku sambil tersenyum
“hei... malah
disini mojok” tiba-tiba laura menghampiriku
“dih siapa
yang mojok orang ngobrol doang” jawabku ketus
“kirain.. cit
temenin toilet yuk”
“ogah ah
sendiri aja”
“ayolah”
“nggak mau”
Meskipun aku
menolak laura menarik tanganku sehingga aku menurut juga.
“tunggu sini
ya”
“iya, buru”
Beberapa menit
kemudian
“udah yuk”
Laura
menggandeng tanganku, aku menuruti kemana langkah dia pergi, well acara malem
ini berjalan aman jaya dan terkendali cukup menikmati dan mengaharukan disaat
ucapan perpisahan tapi itu semua telah terlewati, acara resmi sudah berjalan
dengan baik dilanjutkan dengan acara hiburan disini bebas yang ngisi mau
anak kelas 3 sendiri, adek kelas,
guru-guru bahkan para satpam pun boleh mengisi jikalau mau. Aku merasa acara
ini nggak terlalu menarik sehingga memutuskan untuk pulang terlebih dahulu.
“ra gue balik
ya”
“idihhh.. males jam segini udah balik lagian kan acara belom selesai, udah
ah nanti baliknya bareng gue aja”
“nggak mau ah, gue balik sendiri aja”
“citra lo kenapa sih nikmatin aja apa ini kan acara kita” jawab laura agak
emosi
Ya salahku
juga acara belom selesai tapi udah minta balik, akhirnya aku menuruti saja kata
laura daripada dia ngambek kan lama. Akupun duduk ditaman gedung tersebut
pastinya tempat ini lebih sepi daripada di dalam. Aku memetik satu bunga yang
ada disana menanggalkan kelopaknya satu demi satu seperti seseorang yang lagi
kebingungan buat nerima cinta dari seseorang.
“he’em”
Aku menoleh ke
arah suara tersebut, akupun celingak-celinguk kepada siapa dia berdehem karena
aku tak mengenalnya tapi tak ada seseorang disekelilingku, berarti benar orang
tersebut menyapaku.
“siapa ya?”
tanyaku kemudian
“boleh duduk
disini”
Aku mengangguk
“kenalin
frans”
“citra” kami
berdua berjabat tangan
“kok disini?”
‘nggak papa”
“oya gue anak
12IPA3”
“oh... gue
IPA2, kok lo diluar”
“berisik
soalnya gue nggak terlalu suka sama yang
gemerlap begitu”
Aku mengangguk
sesekali menebar senyum kepadanya, diapun membalasnya dengan senyuman manis
yang melengkung di bibirnya ditambah dengan lesung pipit yang melingkar di
kiri-kanan sudut bibirnya. Oh betapa manisnya.... Kamipun terdiam tak ada kata
yang terucap dari bibirnya, begitupun aku sampai beberapa saat kemudian
“eh” ucap kami
bersamaan
Akupun
tersenyum malu
“kenapa?”tanyanya
“ng.ng... gue
pamit masuk ke dalem ya soalnya gue bareng sama temen gue tadi”
“oh iya,
silahkan”
“tadi lo mau
ngomong apa?”
“ngg.. nggak
ada apa-apa kok” jawabnya sambil tersenyum
“yakin?”
Dia
mengangguk, akupun segera masuk kedalam dia melambaikan tangannya kepadaku dan
aku membalasnya. Itulah awal pertemuanku dengan frans sampai dimana kami
dipisahkan oleh jarak yang membuat aku begitu merindukannya.
###
3 bulan kemudian....
Setelah hasil
kelulusan diumumkan ternyata sekolahku lulus 100%, kini masa SMA hanya kenangan
indah yang tak akan kulupakan, yang akan kubagi dan kuceritakan kelak kepada
anakku dan masa terakhirku di SMA jugalah aku menemukan sesosok manusia yang
istimewa untukku. Yap dia adalah Frans. Sekedar FYI ya hehe setelah pertemuan
di malam itu kami jadi semakin bertemu entah itu disengaja karena kami memang
janjian atau tidak sengaja karena hanya kebetulan, karena intensitas pertemuan
yang sering itulah membuat hatiku tak karuan dibuatnya sehingga kami memutuskan
untuk menjalin sebuah ikatan sebagai sepasang kekasih tepatnya 1 bulan yang
lalu. Mungkin ini emang udah takdirnya aku dengan frans, beberapa hari setelah
kami jadian ada pengumuman dari perguruan tinggi ternyata frans diterima di
Surabaya sedangkan aku menetap di Jakarta. Menolak untuk berpisah sangat tinggi
apalagi kami baru di masa anget-angetnya tapi udah dipisahkan oleh jarak, tapi
kami mencoba menyikapinya dengan dewasa, ini demi masa depan kami dan kami tidak
boleh mengecewakan orang tua kami, kata itulah yang menguatkan aku dengan frans
bahwa kami bisa mengalahkan jarak tersebut dan tetap mempertahankan hubungan
ini.
Aku duduk
menunduk sambil meremas-remas tanganku, ini perpisahan kami untuk pertama
kalinya jujur aku tak begitu sanggup tapi frans bersikap dewasa dia mencoba
menghiburku kalau ini semua akan baik-baik saja.
“cit”
Aku menoleh ke
arahnya
“jangan
cemberut gitu ah, aku nggak jadi nih perginya”
Akupun
tersenyum meskipun itu hanya dipaksakan, dan frans sepertinya memahami itu dia
memelukku dengan erat aku tak dapat menahan bendungan dimataku lagi air itu
membludak keluar, frans yang menyadarinya memelukku tambah erat, aku semakin
enggan untuk melepaskannya.
“udah ya nggak usah nangis, lagian kan kita cuma beda kota” frans menghapus
air mataku
“iya.. tapi kan bakalan lama kita ketemunya”
“kalo kita jalanin nya dengan penuh kasih sayang dan rasa cinta itu akan
sebentar kok”
Lagi-lagi kata-kata frans yang mampu membuatku kuat sampai detik ini
“kamu percaya kan sama aku?”
Aku mengangguk
kemudian memeluknya lagi, frans membalasnya dan memberikan kecupan di keningku.
“aku berangkat
ya” pamit frans
Rela tak rela
aku melepasnya tapi aku tak mau menghalangi cita-citanya sehingga aku coba
semampuku untuk tersenyum. Tiba-tiba frans melepaskan jaketnya dan memakaikan
nya kepadaku
“kamu pake ini ya, biar kalo kamu kangen aku kamu bisa ngerasain ada aku di
deket kamu”
Aku tahan air mata ini agar tak keluar “kamu hati-hati ya” kataku
Frans
mengangguk dan melambaikan tangan ke arahku, aku membalasnya dengan senyuman,
aku lihat frans sampai benar-benar hilang dari penglihatanku. Setelah frans
benar-benar pergi akupun meninggalkan bandara dengan perasaan yang begitu gundah,
di sepanjang perjalanan menuju rumah aku berdoa semoga frans selamat sampai
tujuan.
###
Sekarang
hampir 5 bulan kami menjalani yang namanya LDR, banyak suka duka yang aku
rasakan mulai dari menahan rindu sampai dengan pertengkaran-pertengkaran kecil
yang hanya bisa kami selesaikan via telepon, tapi frans dewasa dalam menanggapi
hal itu dia mengerti dengan apa yang aku rasakan terhadapnya sehingga aku yakin
kalau frans juga memiliki rasa yang sama dengan yang ku rasakan.
Malam ini aku
begitu merindukannya tapi dia tak bisa menemaniku karena dia harus mengikuti
praktek aku mencoba memahami dan mengerti akan kesibukannya aku coba untuk
tegar dan tidak menangis, ku hibur diriku sendiri dengan menyanyikan lagu-lagu
kesukaan kami atau membaca sms-sms cinta yang dia alamatkan kepadaku sekedar
untuk mengobati rindu yang tiada bertepi ini. Aku tak boleh lemah dihadapan
frans, aku tak boleh banyak mengeluh kata-kata itu selalu ku lontarkan dikala
rinduku sudah tak bisa dibendung lagi.
“citra..
citra..” aku mendengar sayup-sayup suara mama membangunkanku
“ada apa ma”
“bangun buruan
ada frans dibawah”
Aku langsung
tersontak kaget dan duduk, aku tidak percaya dengan apa yang mama katakan,
kalau iya kesini kenapa dia tak menghubungiku terlebih dahulu tak ada satupun
pesan darinya yang menghiasi handphone ku kalau dia akan datang kesini.
“eh.. malah
bengong”
“mama bercanda
kan?”
“serius”
Aku langsung
berlari menuju ruang tamu ternyata benar saja disana ada frans sedang duduk,
aku langsung mendekatinya
“fraannss”
“citra”
Kami
berpelukan *alateletubbies”
“kok nggak
ngomong mau ke jakarta, aku kan bisa nungguin kamu di bandara”
“kan surprise”
“ye.. jadi
semalem boong ya sama aku”
“hehe maaf ya
sayang”
“nggak mau”
“ih kamu, aku kan baru nyampe jangan ngambek-ngambek apa” frans menarik
hidungku
“hehe becanda yang”
“kamu belum mandi ya?”
Aku menggeleng sambil tersenyum lebar
“ih jorok, mandi dulu sana”
“habis aku kaget pas mama bilang kamu disini makanya aku langsung kebawah
untuk memastikan”
“yaudah cepet mandi dulu”
“iya sayang”
Akupun kembali ke atas.
“well. Mau kemna kita?” aku menanyakan kepada frans kemana kita akan pergi
“terserah kamu aja yang, yang penting berdua sama kamu”
“halah gombal”
“serius aku”
Aku hanya tersenyum
“kamu udah makan?” tanyaku
“belum kan aku langsung ke rumah kamu”
“yaudah kita makan di tempat biasa aja gimana yang? Kangen kan kamu disana”
“ide bagus. Oke”
Frans
melajukan mobilnya, di dalam mobil banyak hal yang kami ceritakan padahal semua
itu hampir sudah terbahas dikala kami berjauhan. Setibanya ditempat makan kami
langsung memesan makanan yang disukai masing-masing aku memesan cumi saos tiram
dan vanilla blue menu favorit frans. Setelah acara makan-makan selesai kami
lanjutkan untuk pergi nonton mumpung ada film baru , selanjutnya terserah
dengan frans, sampailah pada pukul 10 malam dimana kami harus berpisah.
“sayang, makasih ya untuk hari ini” kata frans sebelum aku turun dari mobil
dia juga mengecup keningku
“sama-sama sayang, aku masuk yah”
Set..sett..sett..
haaaaaa.. nyampe kamar juga, akupun merebahkan tubuhku ke kasur dengan perasaan
yang amat senang sekaligus mengharukan aku tak sabar menulis kisah hari ini di
blogku, aku segera membuka laptop dan login tak peduli seberapa capek hari ini.
Tittle:
Pertemuan Pertamaku
Pertemuan pertama?
Apasih menurut kalian pertemuan pertama itu setelah sekian lama kita ditinggal
oleh pacar? Oke ini anak LDR yang ngerasain. Mungkin kalian sependapat denganku
bahwa pertemuan dengan patjar untuk pertama kalinya kembali sangat mengharu
biru dan menyenangkan, itulah yang kurasakan saat ini. Seharian ini kami
bersama mengunjungi tempat-tempat favorit kami dikala kami bersama dulu,
menyenangkan bukan?. Aku baru merasakan hal ini karena baru pertama kali aku
merasakan hal ini dan itu hal yang sangat luar biasa setelah sekian lama aku
bertarung dengan hatiku sendiri untuk mngobati rasa rindu, menahan air mata dan
menahan sabar ketika melihat sepasang kekasih berduaan di kampus, cafe, atau
tempat umum lainnya. Tapi kini, kini aku yang melakukannya tertawa berdua,
bercanda berdua dan yang paling menyenangkan adalah aku dapat kembali melihat
senyumnya, senyumnya yang mampu membuat duniaku berwarna, senyumnya yang mampu
membuatku terpesona dan senyumnya yang mampu membuatku bangga karena apa?
Karena senyum yang manis itu hanya untukku ya untukku seorang. Pertemuan
pertama ini melukiskan cerita yang lain daripada pertemuan yang sudah pernah
kami lakukan sebelumnya, pertemuan pertama ini menyadarkanku bahwa berartinya
kebersamaan itu, berartinya waktu untuk tidak dibuang-buang dalam kebersamaan.
Mungkin bagi mereka yang tidak berjauhan alias masih satu kota bahkan satu
kampus pertemuan itu merupakan rutinitas yang yang terkadakan tersepelekan,
mengapa demikian karena intensitas untuk bertemu itu sudah cukup banyak dan
mungkin menjenuhkan untuk satu sama lain (siap siap di toyor sama yang pacaran
nggak jauhan :p) tapi tunggu dulu LDR itu juga nggak enaknya ada ya seperti
yang diceritakan diatas. Well, intinya sih ya tergantung bagaimana suatu
pasangan bisa menghargai satu sama lain, saling memberikan kepercayaan kepada
satu sama lain serta menghargai setiap waktu bersama, mau LDR atau enggak kalo
dijalaninnya nggak bener ya nggak bakalan enak juga. So, kesimpulannya buatlah
kisah cinta mu seindah mungkin mumpung masih bisa milih, kalo udah berkeluarga
jangan harap bisa merengek-rengek seperti sekarang atau ngambek-ngambekan, kan
malu sama anak hehe.
Yup sekian ya
tarian-tarian jemari gue semoga bermanfaan kalau nggak bermanfaat pura-pura
manfaatin aja biar yang nulis seneng *keciriyague*. Bye good night
Tidak ada komentar:
Posting Komentar