2013/05/27

LOVE PART 1



Ketika cinta itu datang dengan sendirinya tak ada satu orangpun yang dapat menolaknya, cinta datang karena terbiasa itu benar, tapi cinta itu datang dengan sekejap lebih mewakilkan perasaanku saat ini. Aku terlalu bingung dengan arti cinta itu sebenarnya, apakah definisi cinta itu semudah ini? Iya bagiku. Aku terlalu mudah untuk memberikan hatiku bukan lebih tepatnya perasaanku kepada orang yang ku anggap istimewa, ntah itu baru dikenal, teman lama atau seseorang yang baru dilihat pada pandangan pertama pun bisa. Hufftt...sudahlah aku terlalu muda untuk memikirkan itu aku baru 18 tahun pasti cinta itu bagiku hanya sebatas mengagumi bukan mengasihi. Tapi mungkin tidak semua orang sependapat denganku, kenapa demikian karena dari yang kulihat, kudengar, dan kubaca cinta itu adalah suatu yang, menyenangkan ketika sedang berbunga, menyedihkan ketika layu, menjengkelkan ketika dibiarkan, pokoknya banyak deh mungkin pada ngerasain semua. Well, apapun itu definisinya semoga kalian semua berbahagia dengan cinta yang kalian miliki.
Setelah tanda titik itu aku mulai memainkan mouse untuk mengklik tanda publikasi, yap aku lagi mulai nge-blog lagi setelah lama dianggurin karena kesibukan yang tidak menentu (padahal cuma males-malesan, biar dikata keren aja) oke abaikan. Oke gue Citra baru tamat sekolah asik bentar lagi lulus nih ceritanya, abaikan kembali. Sekian deh perkenalannya soalnya kalo kenal lebih banyak pada naksir lagi *kibasrambut*. Handphone ku tiba-tiba berdering setelah ditelusuri ternyata itu Laura sahabatku seseorang yang update tentang masalah yang terjadi di dunia ini mulai dari politik, ilmu pengetahuan, sampe masalah anak-anak dia juga tau, calon ibu yang baik.
“ya ra”
“dimana lo?”
“di kuburan”
“ngapain?”
“boker”
Laura tertawa cekikikan
“lagian lo aneh ini udah jam 10 malem masih aja nanya gue dimana”
“yakali aja”
“ngapain nih malem-malem telpon gue, tumben banget”
“pengen ngabisin gratisan gue hehe”
“idiihhhh...matiin deh gue pengen tidur sana telponan sama kucing lo”
“emang bisa?”
“bisa, makanya beliin dia hp, yaudah bye gue tau lo lagi mikir jadi mikir dulu”
“yeee.. lo mah gitu, yaudah deh bye”
“bye”
Akupun segera menarik selimut dan bersiap untuk merangkai mimpi-mimpi yang tak berujung, memang menyenangkan bukan disaat kita nggak bisa gapai untuk saat ini tapi bisa kita gapai di mimpi kita dan itu nggak ada halangannya lagi, itu mimpi apa khayalan ya? *mikirkeras*. Sudahlah yang penting apapun itu mari tidur dan selamat malam.
###
Jam menunjukkan pukul 8 pagi aku masih betah untuk bersembunyi di bawah selimut yang hangat ini, terlalu malas rasanya untuk bangun karena nggak tau juga mau ngapain jadi lebih menyenangkan kali berguling-guling disini, yang setuju angkat kaki. Tiba-tiba terdengar suara pintu kamarku diketuk palingan mama kalo nggak thomas adik lelakiku yang super jail. Dan ternyata tebakan ku salah yang terdengar dari balik pintu adalah suara Laura, astaga ngapain dia pagi-pagi gini nyamperin.
“cit... citra...”
Akupun segera menuju pintu, aku raih lengan pintu tersebut dan membukanya, alangkah kagetnya ketika melihat Laura dengan banyak kantong belanjaan ditangannya.
“Laura, lo mau ngapain?”
Laura tak menjawabnya dia langsung masuk begitu saja ke kamarku dan meletakkan semua barang-barangnya tersebut, kemudian dia duduk di sofa yang terletak di sudut kamarku sambil menegak sebotol air minum yang dikeluarkannya dari dalam tasnya, Aku segera menghampirinya dan duduk disampingnya dengan kebingungan, dia tampak menarik panjang napasnya sebelum memulai pembicaraannya.
“oke jadi gini cit, lo pasti kebingungan kan kenapa gue bawa kantong sebanyak itu?”
Aku menangguk
“lo lupa ya?” jawab Laura agak meninggi
“lupa apa?”
“Ya Tuhan citra malem ini itu acara perpisahan di sekolah, makanya gue bawa barang banyak begini supaya kita bisa pilih-pilih mana yang cocok untuk kita pakai”
*tepokjidat* “jadi lo kesini bangunin gue cuma buat itu? Hah?!”
“hem hem”
“YaTuhan mimpi apa gue punya temen kayak lo, rempong banget tau nggak sih, lagian acara itu kan boleh dateng boleh engga”
“apa? Jadi lo memutuskan untuk nggak dateng, gitu?”
“yap”
“no no no, citra kita itu harus dateng! ini itu acara perpisahan, perpisahan cuma sekali bakalan lo rasain, kecuali kalo lo nggak lulus”
“bodo amat, pokoknya gue males dateng titik”
“harus dateng”
“enggak!”
“aaaaaaa...citraaaa....”
“bodo bodo bodo udah sana lo ke salon, gue mau lanjut tidur”
“kebo lo”
Tiba-tiba mama masuk, untuk kesekian kalinya mama menengahi perdebatan ini.
“hei ada apa dengan kalian ribut-ribut”
“citra nih tan, masa ke acara perpisahan sekolah aja dia nggak mau”
“citra, nggak boleh gitu laura udah bela-belain kesini supaya kalian pergi bareng masa kamu tolak begitu saja, lagian apa salahnya kamu pergi ke acara itu”
“tapi maa...”
“sudah mama tak terima alasan sekarang buruan mandi dan siapin apa yang perlu kalian siapin untuk malem ini” mama pun langsung keluar dari kamar
“puas lo”
“banget” laura mencibirku.
###
            Jam 7 kurang 10 menit Laura sudah rapi dengan dandanannya memakai gaun krem dengan hiasan topi kecil diatas kepalanya, sungguh cantik dia malem ini, sedangkan aku memakai dress selutut dengan rambut tergerai dipunggungku serta gelang yang kubeli siang tadi.
“wah cantik sekali kalian” puji mama, ketika kami berdua menuruni tangga rumahku
“ah tante bisa aja”
Mama hanya tersenyum
“yaudah kita berangkat dulu ya mah” Kami berdua menyalimi mama
Sesampainya di gedung tempat acara diselenggarakan tampak beberapa teman yang dikenal maupun tidak sedang asyik berbincang-bincang ada juga loh yang mojok emang manfaatin kesempatan banget kayaknya. Aku melangkah dengan ragu Laura berjalan duluan saja, sifatnya begitu kalo udah dalam keadaan ramai pasti dia lupa kalo membawa seseorang. Akupun pergi ke salah satu meja yang menghidangkan minuman dan makanan kecil. Aku ambil satu minum itu dan duduk ditempat yang kurasa nyaman untuk menikmati pesta ini.
“hei”
Tiba-tiba ada yang menyapaku dan aku menoleh ke arah orang tersebut. Ternyata Rendi teman sekelas ku.
“hei ren” jawabku sambil tersenyum
“boleh duduk disini?”
“berhubung ini bukan punya bokap gue nggak ada yang ngelarang kok”
Rendi tertawa geli mendengarnya “berarti kalo ini punya bokap lo gue nggak boleh dong duduk disini”
“aduh rendi please deh nggak usah dibahas juga, kan becanda doang”
“hehe iya, by the way lo sendiri?”
“hemm.. niat banget gue sendiri kesini, Laura nih yang maksa tapi seru juga acaranya”
“oh.. lo cantik”
Aku tersedak dibuatnya “apa?”
“lo cantik” Rendi mengulangi
“terimakasih” jawabku sambil tersenyum
“hei... malah disini mojok” tiba-tiba laura menghampiriku
“dih siapa yang mojok orang ngobrol doang” jawabku ketus
“kirain.. cit temenin toilet yuk”
“ogah ah sendiri aja”
“ayolah”
“nggak mau”
Meskipun aku menolak laura menarik tanganku sehingga aku menurut juga.
“tunggu sini ya”
“iya, buru”
Beberapa menit kemudian
“udah yuk”
Laura menggandeng tanganku, aku menuruti kemana langkah dia pergi, well acara malem ini berjalan aman jaya dan terkendali cukup menikmati dan mengaharukan disaat ucapan perpisahan tapi itu semua telah terlewati, acara resmi sudah berjalan dengan baik dilanjutkan dengan acara hiburan disini bebas yang ngisi mau anak  kelas 3 sendiri, adek kelas, guru-guru bahkan para satpam pun boleh mengisi jikalau mau. Aku merasa acara ini nggak terlalu menarik sehingga memutuskan untuk pulang terlebih dahulu.
“ra gue balik ya”
“idihhh.. males jam segini udah balik lagian kan acara belom selesai, udah ah nanti baliknya bareng gue aja”
“nggak mau ah, gue balik sendiri aja”
“citra lo kenapa sih nikmatin aja apa ini kan acara kita” jawab laura agak emosi
Ya salahku juga acara belom selesai tapi udah minta balik, akhirnya aku menuruti saja kata laura daripada dia ngambek kan lama. Akupun duduk ditaman gedung tersebut pastinya tempat ini lebih sepi daripada di dalam. Aku memetik satu bunga yang ada disana menanggalkan kelopaknya satu demi satu seperti seseorang yang lagi kebingungan buat nerima cinta dari seseorang.
“he’em”
Aku menoleh ke arah suara tersebut, akupun celingak-celinguk kepada siapa dia berdehem karena aku tak mengenalnya tapi tak ada seseorang disekelilingku, berarti benar orang tersebut menyapaku.
“siapa ya?” tanyaku kemudian
“boleh duduk disini”
Aku mengangguk
“kenalin frans”
“citra” kami berdua berjabat tangan
“kok disini?”
‘nggak papa”
“oya gue anak 12IPA3”
“oh... gue IPA2, kok lo diluar”
“berisik soalnya gue nggak  terlalu suka sama yang gemerlap begitu”
Aku mengangguk sesekali menebar senyum kepadanya, diapun membalasnya dengan senyuman manis yang melengkung di bibirnya ditambah dengan lesung pipit yang melingkar di kiri-kanan sudut bibirnya. Oh betapa manisnya.... Kamipun terdiam tak ada kata yang terucap dari bibirnya, begitupun aku sampai beberapa saat kemudian
“eh” ucap kami bersamaan
Akupun tersenyum malu
“kenapa?”tanyanya
“ng.ng... gue pamit masuk ke dalem ya soalnya gue bareng sama temen gue tadi”
“oh iya, silahkan”
“tadi lo mau ngomong apa?”
“ngg.. nggak ada apa-apa kok” jawabnya sambil tersenyum
“yakin?”
Dia mengangguk, akupun segera masuk kedalam dia melambaikan tangannya kepadaku dan aku membalasnya. Itulah awal pertemuanku dengan frans sampai dimana kami dipisahkan oleh jarak yang membuat aku begitu merindukannya.
###
3 bulan kemudian....
Setelah hasil kelulusan diumumkan ternyata sekolahku lulus 100%, kini masa SMA hanya kenangan indah yang tak akan kulupakan, yang akan kubagi dan kuceritakan kelak kepada anakku dan masa terakhirku di SMA jugalah aku menemukan sesosok manusia yang istimewa untukku. Yap dia adalah Frans. Sekedar FYI ya hehe setelah pertemuan di malam itu kami jadi semakin bertemu entah itu disengaja karena kami memang janjian atau tidak sengaja karena hanya kebetulan, karena intensitas pertemuan yang sering itulah membuat hatiku tak karuan dibuatnya sehingga kami memutuskan untuk menjalin sebuah ikatan sebagai sepasang kekasih tepatnya 1 bulan yang lalu. Mungkin ini emang udah takdirnya aku dengan frans, beberapa hari setelah kami jadian ada pengumuman dari perguruan tinggi ternyata frans diterima di Surabaya sedangkan aku menetap di Jakarta. Menolak untuk berpisah sangat tinggi apalagi kami baru di masa anget-angetnya tapi udah dipisahkan oleh jarak, tapi kami mencoba menyikapinya dengan dewasa, ini demi masa depan kami dan kami tidak boleh mengecewakan orang tua kami, kata itulah yang menguatkan aku dengan frans bahwa kami bisa mengalahkan jarak tersebut dan tetap mempertahankan hubungan ini.
Aku duduk menunduk sambil meremas-remas tanganku, ini perpisahan kami untuk pertama kalinya jujur aku tak begitu sanggup tapi frans bersikap dewasa dia mencoba menghiburku kalau ini semua akan baik-baik saja.
“cit”
Aku menoleh ke arahnya
“jangan cemberut gitu ah, aku nggak jadi nih perginya”
Akupun tersenyum meskipun itu hanya dipaksakan, dan frans sepertinya memahami itu dia memelukku dengan erat aku tak dapat menahan bendungan dimataku lagi air itu membludak keluar, frans yang menyadarinya memelukku tambah erat, aku semakin enggan untuk melepaskannya.
“udah ya nggak usah nangis, lagian kan kita cuma beda kota” frans menghapus air mataku
“iya.. tapi kan bakalan lama kita ketemunya”
“kalo kita jalanin nya dengan penuh kasih sayang dan rasa cinta itu akan sebentar kok”
Lagi-lagi kata-kata frans yang mampu membuatku kuat sampai detik ini
“kamu percaya kan sama aku?”
Aku mengangguk kemudian memeluknya lagi, frans membalasnya dan memberikan kecupan di keningku.
“aku berangkat ya” pamit frans
Rela tak rela aku melepasnya tapi aku tak mau menghalangi cita-citanya sehingga aku coba semampuku untuk tersenyum. Tiba-tiba frans melepaskan jaketnya dan memakaikan nya kepadaku
“kamu pake ini ya, biar kalo kamu kangen aku kamu bisa ngerasain ada aku di deket kamu”
Aku tahan air mata ini agar tak keluar “kamu hati-hati ya” kataku
Frans mengangguk dan melambaikan tangan ke arahku, aku membalasnya dengan senyuman, aku lihat frans sampai benar-benar hilang dari penglihatanku. Setelah frans benar-benar pergi akupun meninggalkan bandara dengan perasaan yang begitu gundah, di sepanjang perjalanan menuju rumah aku berdoa semoga frans selamat sampai tujuan.
###
Sekarang hampir 5 bulan kami menjalani yang namanya LDR, banyak suka duka yang aku rasakan mulai dari menahan rindu sampai dengan pertengkaran-pertengkaran kecil yang hanya bisa kami selesaikan via telepon, tapi frans dewasa dalam menanggapi hal itu dia mengerti dengan apa yang aku rasakan terhadapnya sehingga aku yakin kalau frans juga memiliki rasa yang sama dengan yang ku rasakan.
Malam ini aku begitu merindukannya tapi dia tak bisa menemaniku karena dia harus mengikuti praktek aku mencoba memahami dan mengerti akan kesibukannya aku coba untuk tegar dan tidak menangis, ku hibur diriku sendiri dengan menyanyikan lagu-lagu kesukaan kami atau membaca sms-sms cinta yang dia alamatkan kepadaku sekedar untuk mengobati rindu yang tiada bertepi ini. Aku tak boleh lemah dihadapan frans, aku tak boleh banyak mengeluh kata-kata itu selalu ku lontarkan dikala rinduku sudah tak bisa dibendung lagi.
“citra.. citra..” aku mendengar sayup-sayup suara mama membangunkanku
“ada apa ma”
“bangun buruan ada frans dibawah”
Aku langsung tersontak kaget dan duduk, aku tidak percaya dengan apa yang mama katakan, kalau iya kesini kenapa dia tak menghubungiku terlebih dahulu tak ada satupun pesan darinya yang menghiasi handphone ku kalau dia akan datang kesini.
“eh.. malah bengong”
“mama bercanda kan?”
“serius”
Aku langsung berlari menuju ruang tamu ternyata benar saja disana ada frans sedang duduk, aku langsung mendekatinya
“fraannss”
“citra”
Kami berpelukan *alateletubbies”
“kok nggak ngomong mau ke jakarta, aku kan bisa nungguin kamu di bandara”
“kan surprise”
“ye.. jadi semalem boong ya sama aku”
“hehe maaf ya sayang”
“nggak mau”
“ih kamu, aku kan baru nyampe jangan ngambek-ngambek apa” frans menarik hidungku
“hehe becanda yang”
“kamu belum mandi ya?”
Aku menggeleng sambil tersenyum lebar
“ih jorok, mandi dulu sana”
“habis aku kaget pas mama bilang kamu disini makanya aku langsung kebawah untuk memastikan”
“yaudah cepet mandi dulu”
“iya sayang”
Akupun kembali ke atas.
“well. Mau kemna kita?” aku menanyakan kepada frans kemana kita akan pergi
“terserah kamu aja yang, yang penting berdua sama kamu”
“halah gombal”
“serius aku”
Aku hanya tersenyum
“kamu udah makan?” tanyaku
“belum kan aku langsung ke rumah kamu”
“yaudah kita makan di tempat biasa aja gimana yang? Kangen kan kamu disana”
“ide bagus. Oke”
Frans melajukan mobilnya, di dalam mobil banyak hal yang kami ceritakan padahal semua itu hampir sudah terbahas dikala kami berjauhan. Setibanya ditempat makan kami langsung memesan makanan yang disukai masing-masing aku memesan cumi saos tiram dan vanilla blue menu favorit frans. Setelah acara makan-makan selesai kami lanjutkan untuk pergi nonton mumpung ada film baru , selanjutnya terserah dengan frans, sampailah pada pukul 10 malam dimana kami harus berpisah.
“sayang, makasih ya untuk hari ini” kata frans sebelum aku turun dari mobil dia juga mengecup keningku
“sama-sama sayang, aku masuk yah”
Set..sett..sett.. haaaaaa.. nyampe kamar juga, akupun merebahkan tubuhku ke kasur dengan perasaan yang amat senang sekaligus mengharukan aku tak sabar menulis kisah hari ini di blogku, aku segera membuka laptop dan login tak peduli seberapa capek hari ini.
Tittle: Pertemuan Pertamaku
Pertemuan pertama? Apasih menurut kalian pertemuan pertama itu setelah sekian lama kita ditinggal oleh pacar? Oke ini anak LDR yang ngerasain. Mungkin kalian sependapat denganku bahwa pertemuan dengan patjar untuk pertama kalinya kembali sangat mengharu biru dan menyenangkan, itulah yang kurasakan saat ini. Seharian ini kami bersama mengunjungi tempat-tempat favorit kami dikala kami bersama dulu, menyenangkan bukan?. Aku baru merasakan hal ini karena baru pertama kali aku merasakan hal ini dan itu hal yang sangat luar biasa setelah sekian lama aku bertarung dengan hatiku sendiri untuk mngobati rasa rindu, menahan air mata dan menahan sabar ketika melihat sepasang kekasih berduaan di kampus, cafe, atau tempat umum lainnya. Tapi kini, kini aku yang melakukannya tertawa berdua, bercanda berdua dan yang paling menyenangkan adalah aku dapat kembali melihat senyumnya, senyumnya yang mampu membuat duniaku berwarna, senyumnya yang mampu membuatku terpesona dan senyumnya yang mampu membuatku bangga karena apa? Karena senyum yang manis itu hanya untukku ya untukku seorang. Pertemuan pertama ini melukiskan cerita yang lain daripada pertemuan yang sudah pernah kami lakukan sebelumnya, pertemuan pertama ini menyadarkanku bahwa berartinya kebersamaan itu, berartinya waktu untuk tidak dibuang-buang dalam kebersamaan. Mungkin bagi mereka yang tidak berjauhan alias masih satu kota bahkan satu kampus pertemuan itu merupakan rutinitas yang yang terkadakan tersepelekan, mengapa demikian karena intensitas untuk bertemu itu sudah cukup banyak dan mungkin menjenuhkan untuk satu sama lain (siap siap di toyor sama yang pacaran nggak jauhan :p) tapi tunggu dulu LDR itu juga nggak enaknya ada ya seperti yang diceritakan diatas. Well, intinya sih ya tergantung bagaimana suatu pasangan bisa menghargai satu sama lain, saling memberikan kepercayaan kepada satu sama lain serta menghargai setiap waktu bersama, mau LDR atau enggak kalo dijalaninnya nggak bener ya nggak bakalan enak juga. So, kesimpulannya buatlah kisah cinta mu seindah mungkin mumpung masih bisa milih, kalo udah berkeluarga jangan harap bisa merengek-rengek seperti sekarang atau ngambek-ngambekan, kan malu sama anak hehe.
Yup sekian ya tarian-tarian jemari gue semoga bermanfaan kalau nggak bermanfaat pura-pura manfaatin aja biar yang nulis seneng *keciriyague*. Bye good night

Tidak ada komentar:

Tidak Apa-Apa Jika Sendiri

Tulisan ini tercipta saat saya sedang menunggu masuk ke sebuah studio untuk menonton. Hari ini tanggalnya cantik sangat bahagia melihat ora...