2013/10/03

Inikah Caramu Membalas Penantianku??





By: Yolla Dwi Mutia
 


            *Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif atau berada diluar jangkauan cobalah beberapa saat lagi*. Kata-kata itu seolah tak bosan-bosannya diucapkan oleh operator provider pacarku. Apa yang sedang ia lakukan sedari malam kucoba menghubunginya masih saja dalam keadaan tidak aktif. Aku merasa diacuhkan, beberapa hari ini dia mengatakan memang sangat sibuk sehingga tak bisa menghubungiku serutin biasanya, kucoba mengerti dengan keadaan tersebut karena dalam hubungan jarak jauh ini kami dituntut untuk harus saling mengerti dan memahami.
            Kuletakkan pacar keduaku (handphone) diatas tempat tidurku yang serba pink, lalu segera pergi ke dapur untuk sekedar mengambil secangkir kopi.
            “Haaa.. Nikmatnyaa” desahku, setelah menyeruput kopi yang kubuat. Ntah mengapa aku suka sekali dengan kopi, kopi bisa menghilangkan mood jelekku dan membuat ku kembali tersenyum, aromanya yang khas seolah memberikan kesejukan di dalam rongga pernapasanku. Setelah cukup lama berdiri di dapur aku kembali beranjak ke kamar. Membuka handphone dan melihat layar nya kembali, haa ternyata masih sama saja tak ada satu pesan atau satu panggilan pun darinya. Aku mengutuk dirinya yang terlalu sibuk itu, tapi ku coba kembali menjadi sosok yang tak mudah merengek dengan keadaan seperti ini, bukankah kami telah sepakat menanggung resiko karena hubungan yang berjarak ini.
            Kuhempaskan tubuhku keatas kasur yang empuk, menerawang melihat keatas langit-langit kamar ntah apa yang kupikirkan yang jelas diotak ku kini hanya ada nama Indra, Indra dan Indra, *ringtone sms berbunyi*. Segera kuraih hanphoneku yang jaraknya tak jauh dari jangkauanku, kubuka dan kulihat layarnya tertulis disana “Meta” haaa siaalll.
            “Ndah, temenin bentar yuk ke toko kue sepupu gue ulang tahun nih” sms Meta. Aku berpikir sejenak, tak salahnya juga aku pergi setidaknya aku bisa melupakan Indra sejenak meskipun itu tak akan benar-benar terjadi. “Oke” balasku. Sesampainya di toko kue yang dijanjikan aku segera bertemu Meta, kami segera memilih kue yang dirasa cocok untuk sepupu Meta, tak butuh waktu yang lama kami mendapatkan kue tersebut. “Ndah ntar lo dateng ya kerumah, please lo kan juga bagian dari keluarga gue”. Aku hanya mengangguk.
            Tepat pukul 19.00 WIB ku melaju kerumah Meta, dengan mengenakan dress selutut berwarna pink polos, kalung mutiara pemberian mama menghiasi leherku yang jenjang, dan dengan tatanan rambut yang tergerai menambah keanggunanku malam ini. Sesampainya di rumah Meta aku langsung disambut oleh Meta dan mamanya. “Indah cantik sekali” puji tante Irna. Aku tersipu malu dan mngucapkan terima kasih. Acara dimulai tepat pukul 20.00 WIB semua para undangan telah berkumpul di halaman belakang rumah yang telah diubah menjadi sebuah tempat yang indah dengan beberapa ornamen ulang tahun dan lampion-lampion yang menggantung indah, serta lilin-lilin kecil yang mengambang di atas kolam renang.
            Pukul 23.00 WIB acara selesai, Meta memintaku untuk menginap dirumahnya saja tapi aku menolaknya dengan halus karena malam ini pembantuku tak berada dirumah. Meta memahaminya, akupun meluncur ke rumah. Sesampainya dirumah aku langsung masuk kamar, baru saja membuka pintu kamar aku terkejut ketika teringat bahwa handphone ku tertinggal di kamar segera kubuka pintu kamar dan meraih handphone yang terletak di meja tata rias. Kubuka layar handhone daaannnnn ada 5 panggilan tak terjawab dari Indra, tanpa adanya pesan, ada rasa penyesalan dalam diriku kenapa bisa lupa membawanya padahal kabar dari Indra sangat unantikan sejak lusa yang lalu. Tanpa berpikir panjang aku langsung menelponnya kembali, tapi sial nomornya kembali tak aktif kucoba berulang kali tapi masih saja tak aktif.
            Kekecewaan dan penyesalan merasuki diriku tanpa kusangka akupun menangis, mungkin bantal ini sudah lelah dan muak karena harus menampung air mataku setiap malam dan menangisi orang yang sama, haaaahh betapa bodohnya aku. Tanpa kusadari akupun terlelap.
***
            Matahari seolah menertawaiku dengan sinarnya yang menyengat, ku kernyitkan kening ketika menatap layar handphone ku ada sebuah pesan dari nomer yang tak diketahui. Pertanyaan yang membuat penasaran, akupun membalas pesan tersebut dengan cepat dan tak butuh waktu lama diapun membalasnya kembali, setelah saling balas-maembalas cukup lama akupun tertegun dan seolah tak percaya dengan apa yang dikatakan pengirim pesan tersebut, lutut dan tanganku terasa bergetar, bulir-bulir air mataku menetes melewati pipi chubby ku.
“Maaf, namaku Linda aku tau kamu dari Indra. To the point aja karena kita sesama wanita aku tak mau menyakiti perasaan kaum kita aku mengenali Indra sudah 3 bulan belakangan ini dan maaf kami telah menjalin kasih selama 1 bulan belakangan ini”.
            Pesan itu kubaca berulang kali, aku masih tidak percaya dengan apa yang kubaca. Apakah ini benar? Apakah ini benar Indra? Kenapa? Tegakah kamu?. Tak kubalas pesan itu, kulempar handphone ke sudut kamar hatiku saat ini hatiku benar-benar hancur, tega sekali ia melakukan hal itu padaku ataukah ini hanya semacam tipuan untuk merusak hubunganku dengannya, tapi untuk apa? Apa tujuannya?. Untuk beberapa lama aku hanya menangis sampai tak sadar aku tertidur.
            Semalaman aku tertidur dengan diselimuti kesedihan, sampai pada pukul 13.00 WIB aku baru bangun rasanya badan ini sulit untuk digerakkan, mata sulit untuk dibuka karena sembab. Aku merasa semua hal yang terjadi kemarin hanya mimpi semata, tapi tidak aku benar-benar mendapati kenyataan itu. Langkahku gontai menuju handphone yang kubuang semalam ku ambil kembali baterai dan handphone kusatukan kembali sehingga utuh seperti semula, kutekan tombol on dan syukurlah handphone itu masih bisa dihidupkan. Beberapa pesan masuk dengan nomor yang sama nomor yang tak asing bagiku dan tertera disana nama Indra.
Pesan 1.
Indahh..
Pesan 2
Indah aku minta maaf
Pesan 3
Indah maafkan aku, aku tau aku salah untuk semua keadaan ini tapi aku bisa jelaskan semuanya
            Air mataku kembali mengalir, aku masih tak mempercayai kalau Indra benar-benar melakukan hal itu padaku. Apa salahku hingga dia membuatku seperti ini. Tiba-tiba pintu kamarku dibuka oleh mama, mama mengatakan bahwa diruang tamu ada Indra. Haahh untuk apa dia kesini bukankah sudah cukup jelas semuanya, tapi ada disisi hatiku yang lain ingin mendengar penuturan langsung darinya. Dengan perasaan yang masih sakit, kucoba untuk tersenyum menemui Indra aku tak mau terlihat sedih. Setibanya di ruang tamu Indra langsung meraih tanganku dan meminta maaf berulang kali, tapi tak kuacuhkan.
            Berbagai alasan dia utarakan agar aku memaafkannya mulai dari kejenuhan hubungan kami, sampai pada kerinduan yang tak kunjung terbalaskan. Hey.. apakah kau sadar bagaimana aku disini tapi aku tetap bertahan untukmu, aku tak mau hubungan kita ini berakhir dengan kesia-siaan., tapi kau seenaknya saja memberikan alasan yang tak bisa kuterima dimana hatimu. Aku mengutuk dirinya yang membuatku muak ntah mengapa kini aku sangat membencinya ya seseorang yang kusayangi kini telah berubah menjadi orang yang kubenci.
“Sudahlah.. aku tak mau melihatmu untuk permintaan maafmu sudah ku maafkan”  jelasku dengan tatapan tajam seorang musuh lalu aku berlari ke kamar. Indra mencoba menahanku tapi segera kulepaskan genggamannya.
            Mungkin selama perjalananku menuju kamar dia menghubungiku lewat handphone karena ada 10 pesan yang kuterima ketika kunlihat handphone dan isinya permintaan maaf semua. Aku muak dengan semua itu, sampai akhirnya kubalas dengan:
“Sudahlah In mungkin memang bukan aku yang terbaik untukmu, kini kusadar bahwa seseorang yang kusayangi tak selamanya memberikanku kebahagiaan. Ucapkan terima kasihku kepada wanitamu itu karena dia aku tau bagaimana kamu selama ini, makasih ya In untuk semua nya dan maaf kalau aku merepotkanmu selama ini. Bahagialah dengan wanitamu itu ya Linda bukan namanya? Aku yakin dia yang terbaik untukmu sehingga kau memilihnya disaat kita masih berhubungan. Selamat menempuh hidupmu yang baru dengan wanitamu kudoakan yang terbaik, dan semoga Tuhan memberikan kebahagiaan untuk kalian. Dan ingat aku disini akan bahagia lebih dari sebelumnya J.

S E K I A N

Tidak ada komentar:

Tidak Apa-Apa Jika Sendiri

Tulisan ini tercipta saat saya sedang menunggu masuk ke sebuah studio untuk menonton. Hari ini tanggalnya cantik sangat bahagia melihat ora...