2013/02/11

Bahagialah Ketika Aku Pergi (II)

Sesampainya di depan sekolah chika langsung melihat mobil sang papa, ia segera masuk karena diluar sangat panas
"papa...udah lama nunggu"sapa chika diiringi dengan senyum manisnya
"hemm baru 5 menit, gimana tadi masih pusing?"
"masih pa, tapi tadi aku langsung minum obat aja redaan deh pa"
"bagus deh, tapi jangan ditahan ya nak sakitnya"jawab papa khawatir
"iya pa tenang aja, aku gapapa kok"
Papa pun segera menyalakan mobilnya, di perjalanan menuju rumah sakit dia bercerita ntah apa saja yang dia ceritakan sehingga suasana di dalam mobil tidak hening tapi dipenuhi dengan tawaan. Setelah menempuh perjalanan selama satu jam mereka pun sampai di salah satu rs ternama di Jakarta, dokter yang akan memeriksa chika pun sudah menunggu mereka sedari tadi. Papa dan chika segera masuk ke salah satu ruangan tempat chika akan diperiksa.
"nah sekarang kamu berbaring disini ya"kata dokter dengan ramah
chika mengangguk dan menuruti kata dokter, sepanjang pemeriksaan berlangsung tampak dari raut wajah papa sedang berdoa.
Di dalam lubuk hatinya papa sangat menginginkan kesembuhan chika. Pemeriksaan demi pemeriksaan telah dilewati chika dengan mulus
"nah sudah selesei chika, gimana nggak sakit kan?"kata sang dokter setelah memeriksa chika
"kerasa juga engga dok, emang aku itu kenapa ya dok?"jawab chika bangkit dari ranjang
"kamu nggak papa kok, oya chika keluar sebentar ya saya mau bicara sama papa kamu"
Chika mengangguk dan segera keluar ruangan, di dalam dokter menjelaskan kepada papa bahwa penyakit chika makin parah dan harus segera mungkin di operasi, papa sangat shock ketika itu juga dia tidak habis pikir anaknya itu mendapatkan penyakit yang parah bahkan bisa membahayakan nyawa chika.

***
Chika yang mulai merasa bosan membuka gadget nya dan membuka social network. Ketika sedang asyik, tiba-tiba di dikejutkan oleh suara yang berasal dari sebelah kirinya.
"apa-apaan ini rumah sakit"umpat seseorang tersebut
Chika yang kaget segera melihat ke arah orang tersebut dia hendak bertanya apa yang terjadi, tapi orang tsb keburu pergi.
Setelah menunggu cukup lama papa pun keluar dari ruangan dokter, tampak matanya merah dan sembab karena habis menangis.
"papa...papa kenapa?"tanya chika khawatir
"papa gapapa sayang, yuk kita pulang"
"papa bohong, itu matanya merah dan sembab seperti habis menangis"jawab chika sambil menunjuk kedua mata papa nya
"ini tadi kelilipin, yuk pulang"ajak papa dia tidak ingin chika menanyakan mengapa dirinya terus menerus, chika pun menuruti perkataan papanya. Diperjalanan pulang mereka hanya diam sesampainya dirumah chika langsung masuk kamar karena dia mulai merasa pusing kembali dan memutuskan untuk tidur.

***
Jam menunjukkan pukul 3 pagi, chika terbangun dari tidurnya karena ingin buang air kecil, karena toilet dikamarnya sedang rusak dia pun pergi ke toilet di rumah yang dipergunakan untuk umum.
Ketika berjalan menuju toilet dia mendengar suara isakan tangis, bulu kuduknya berdiri seketika. Tapi karena penasaran dia ikuti suara tangisan tersebut, betapa kagetnya chika karna yang menangis itu adalah papa,  dia melihat sang papa sedang berdoa kepada allah, doa itu juga diiringi dengan isak tangis papa tampak papa memohon sesuatu kepada allah
"papa kenapa ya?"dihati chika bergumam sendiri, dia ingin mengetahui apa yang terjadi dengan papa nya, ia pun mendekat dan berdiri di balik tembok. Chika sangat terkejut dan linangan air matanya mulai membasahi pipi chubby nya itu ketika mendengar doa papa
"ya allah...ya tuhanku sungguh apa yang terjadi dengan anak hamba adalah cobaan yang sangat berat untuk keluargaku. Berikanlah chika kesembuhan ya allah....hilangkanlah kanker tersebut atau berikan kepada hamba ya allah....hamba mohon jangan renggut masa depan chika ya allah" begitulah doa papa ia terus menangis dan menangis, chika yang sedari tadi mendengar doa tersebut langsung menghampiri papa
"pa...hiks..hiks"terdengar suara chika sesegukan memanggil papanya. Papa yang melihat anaknya itu kaget dan segera menghapus air matanya, dengan tenang papa bertanya
"ada apa nak? Kok kamu disini? Bobo lagi sana"mengusap rambut chika. 

"aku udah denger semuanya pa"chika tak menghiraukan perkataan papanya
"tau apa sayang?"
"papa jangan berpura-pura tidak tahu. Aku kanker kan pa? Iya kan pa?!"jawab chika dengan suara yg tinggi
Papa hanya bisa mengangguk karena dia sudah tidak bisa mengucapkan apa-apa lagi.
"maaf kan papa ya nak"papa memeluk chika dan air matanya sudah tak bisa dibendung lagi
"kenapa pa...kenapa papa nyembunyiin ini semua dari aku"jawab chika memukul papanya
"papa belum siap nak, papa takut kamu shock kamu mash terlalu dini untuk mengetahui semua ini"jelas sang papa
Chika yang berada dalam pelukan papanya hanya bisa menangis begitupun papa sampai akhirnya sinar matahari pagi menyilaukan mata mereka.
"chika hari ini kamu nggak usah sekolah dulu ya"pinta sang papa
"kenapa pa? Aku kuat kok"
"bukan begitu papa takut nanti kamu pusing-pusingnya kambuh lagi, papa juga nggak ngantor kok sekarang"
"baiklah pa, kalo gitu chika ke kamar dulu ya pa. Ngantuk"
"iya nak, tidurlah sepus yang kamu mau tapi kita sarapan dulu ya lalu minum obat".

Mereka pun segera pergi ke ruang makan,disana sudah ada mama yang menunggu. Anehnya mama tidak tahu apa yang terjadi, seusai menyantap sarapan pagi chika pun pergi ke kamarnya untuk beristirahat.
"pa, ma aku keatas dulu ya badan ku sangat letih"
Mama dan papa hanya mengangguk. Chika bergegas ke kamar dan merebahkan tubuhnya ke atas kasur, terpikir olehnya tentang penyakitnya dia merasa tuhan tidak adil dengannya, tapi apa mau dikata ini sudah direncanakn tuhan untuk dirinya.
Karena merasa bosan dirumah dia pun pergi lewat pintu dapur, karena sepi akhirnya dia bisa keluar rumah.
"ma, pa maafkan aku ya aku hanya pergi sebentar kok aku bosan di rumah"katanya dalam hati
Chika tidak mengetahui kemana dia harus pergi, dan akhirnya dia memutuskan untuk pergi ke cafe. Setelah memesan makanan dan minuman dia memainkan gadget nya untuk membaca artikel tentang penyakitnya. Makanan dan minuman pun datang dia segera mungkin menyantap makanannya. Setelah menyantap makanannya ia segera pergi dari situ dan memutuskan untuk pergi ke taman. Ya taman merupakan tempat favorit Chika disana dia bisa menenangkan pikirannya dari apa yang terjadi, ketika sedang menikmati pemandangan ada seorang cowok yang duduk disampingnya, chika tidak memperdulikannya mungkin sata itu pengunjung kan taman tempat umum katanya dalam hati. Tapi cowok itu sepertinya ingin mengenalnya, chika agak risih dengan kehadiran cowok tersebut karena dari awal dia hanya ingin sendiri tapi nggak mungkin dong ya usir orang ini kan tempat umum, chika pun tak menghiraukan apa yang dilakukan cowok tersebut.
"heemm"sapa sang cowok
chika hanya menole. Cowok itu kembali berdehem
"lo ke gue?"jawab chika. Cowok itu mengangguk
"ada apa ya?"tanya chika ketus
"lo nggak inget gue ya?"tanya cowok tersebut
"ha? siapa lo emang kita pernah kenal gitu?"
"gue cowok yang waktu itu di rumah sakit"
Chika pun mengingat ingatnya, diapun teringat ada orang yang marah-marah waktu itu disampngnya.
"iya gue inget jadi itu lo ya?"
cowok itu mengangguk dan memperkenalkan dirinya. "oya kenalin nama gue Raka"
"chika"
 Semenjak perkenalan tersebut mereka menjadi akrab, mereka jadi teman curhat tapi satu hal yang masih dirahasiakan chika tentang penyakitnya. Dia tidak ingin raka mengetahui karena dia takut tiba-tiba raka akan meninggalkan nya karena dia pesakitan. Malam itu raka dan chika sedang dinner dibawah bintang-bintang yg indah mewarnai gelapnya langit.
"chik"memegang tangan chika
"iya ka, ada apa?"
"gue mau ngomong sesuatu sama lo, tapi lo harus jawab jujur ya"raka menatap chika begitu dalam
"hahaha... Lo kenapa sih jadi romantis gini, woles aja kali. Emang mau ngomong apa?"jawab chika dengan santainya
"gue serius chikaaa.."jawab raka gregetan
"iye iye ah elah. Mau ngomong apa sih emangnya"chika mulai membalas tatapan raka
Raka yang merasa gugup untuk mengungkap kan perasaan nya hanya bisa bergumam dalam hati
"aduh..gue kenapa deg-degan gini ya, padahal kan gue mau tanya dia suka apa engga sama gue" tiba-tiba lamunan raka dibuyarkan oleh chika.
"woy.. Katanya mau ngomong"chika memukul meja
"eh i..i..iya, sabar dong"
 "yaudah cepetan udah malem banget ini, lo tau kan gue nggak boleh pulang lewat dari jam 9"jelas chika
"iya gue tau, yaudah besok aja deh ngomongnya. Kita pulang aja yuk"jawab raka ngeles, karena dia belum siap dengan apa yg akan dia katakan
"hemm yaudah deh yuk"
mereka pun pulang menelusuri jalan jakarta yang masih saja ramai, emang ya jakarta nggak pernah tidur. Diperjalanan pulang chika bertanya pada raka
"eh ka lo mau ngomong apa sih, penasaran gue"tanya chika penasaran
"udeh besok aja"
"gue tau apa"jawab chika
"apa??"tanya raka dia langsung menghentikan langkahnya. Jantungnya jadi berdegup kencang
"hemm lo pasti mau nembak gue ya kan? Hahaha" tebakan chika membuat jantung raka berhenti seketika. "wah hebat juga nih si chika, gue mesti jawab apa nih"gumam nya dalam hati
"raka... Kok bengong sih, tebakan gue bener ya? Hahaha"girang chika
karena sudah terlanjur ketauan dan raka gatau kapan lagi dia berani mengungkapkan perasaan nya dia pun mengiyakan
"iya"
"serius lo ka? Gue becanda loh tadi jawabnya"
 "tapi jawaban lo itu emang bener chika"jawab raka menegaskan
chika hanya bisa diam, tiba-tiba mulutnya terkunci tapi ntah kenapa hatinya sangat senang mendengarkan itu, jantungnya serasa ingin copot.
"gimana chik, lo terima gue nggak?"raka memegang kedua tangan chika dan menatapnya lekat-lekat
"gu...gue"chika tidak meneruskan kalimat nya, dia berlari meninggalkan raka.
"gue bakalan tunggu jawaban chik"teriak raka

***
Paginya di kediaman chika
"chika, chik bangun kamu nggak sekolah" terdengar suara mama dari luar kamar chika sambil mengetuk pintu. 3 kali mama memanggilnya tetapi tidak ada sahutan dari chika. Mama yang cemas segera berlari untuk memanggil papa. Papa mencoba memanggil kembali chika, tapi tidak ada juga sahutan. Papa memutuskan supaya pintu kamar chika di dobrak saja. Pintu berhasil di dobrak alangkah terkejutya papa dan mama ketika melihat chika terkulai lemas disamping ranjangnya.
"astagfirullah chikaa..."papa berlari dan kemudian memeluk anaknya yang dalam keadaan setengah sadar
Dengan segera papa menggendong tubuh chika dan masuk ke dalam mobil.
"yang kuat ya sayang papa dan mama selalu ada disamping kamu" bisik papa ketika menggendong chika.
Sesampainya di rs chika langsung dibawa ke ruang ICU keluarga tak ada satupun yang boleh masuk. Ya inilah dimana chika kritis. Dokter yang menangani chika keluar dari ruang ICU, papa dan mama berlari menghampiri dokter
"dok gmana anak saya, dia tidak papa kan dok?" tanya sang mama yang sedari tadi menangis
"buk pak kondisi chika sangat melemah, kanker di otak nya sudah menjalar ke organ tubuh lain, saya takut chika tidak bisa bertahan kita harus melakukan operasi siang ini juga" dengan menyesal dokter tersebut mengatakan
Papa dan mama yang mendengar perkataan dokter langsung shock mereka menangis mama jatuh dipelukan sang papa.
"ya tuhaann.. Aku mohon jangan ambil anakku, ambil aku yang telah tua jangan anakku"jerit papa di dalam hatinya
Papa pun segera mengambil keputusan chika akan dioperasi siang ini juga. Mama menelpon kakak chika thomas.

 to be continued..

Tidak ada komentar:

Tidak Apa-Apa Jika Sendiri

Tulisan ini tercipta saat saya sedang menunggu masuk ke sebuah studio untuk menonton. Hari ini tanggalnya cantik sangat bahagia melihat ora...