2013/02/11

Bahagialah Ketika Aku Pergi (III)

"hallo thomas"
"iya ma"jawab seseorang diseberang sana
"nak, kamu hari ini juga harus ke Jakarta ade kamu..."kata mama sambil menangis
"iya chika kenapa ma?"tanya thomas panik
"ade kamu siang ini harus dioperasi, kanker di otaknya telah menjalar ke organ yang lain, kalau ini tidak dilakukan ini akan membahayakan nyawanya"jelas sang mama
"apa ma? Separah itukah chika? Oh tuhaaann..baik ma, mama yang tenang ya sekarang ini juga aku akan ke Jakarta"
"baiklah, kamu hati-hati ya sayang"
"iya ma"
*tut tut tut

***
suara bel berbunyi berulang ulang dirumah chika
"chika, chik. Halloo"ternyata seseorang tersebut adalah raka
"kemana sih ini orang di telpon ga di angkat di sms ga di bales, molor kali ya kecapean pulang sekolah"sangka raka dalam hatinya
karena tidak ada juga jawaban iya pun memutuskan untuk pergi. Ketika sampai di pagar ada mobil yang berhenti di depan rumah chika. Keluarlah seorang cowok putih tinggi bergegas memasuki rumah karena penasaran raka mengikuti orang tersebut dan cowok itu masuk ke rumah.
Raka langsung berpikir kalau itu adalah orang jahat yang akan merampok rumah tersebut
"eh siapa lo"
orang yang dimksud langsung melihat ke arah raka dan mendekati raka
"gue thomas, lo siapa?"tanya thomas balik
"gue raka temen nya chika, siapa lagi thomas chika ga pernah cerita ke gue"jawab raka nyolot
"gue kakak nya yg kuliah di bandung"
"mati gue"sesal raka dalam hati
"chika lagi di rumah sakit ngapain lo kesini" jelas thomas kembali
"ha!!! Rumah sakit? Emang chika kenapa kak?"tanya raka panik
Belum dijawab oleh thomas, dia segera pergi menuju rumah sakit, raka tak tinggal diam dia segera memacu motornya mengikuti mobil thomas. Sesampainya di rumah sakit papa mama dan ternyaja tasya sahabat chika juga sudah disana, tampak tasya sedang menangis dia baru mengetahui tentang penyakit itu sekarang. Raka yang tidak mengerti langsung menghampiri tasya
" tasy, chika kenapa tasy"tanya raka panik
"gue harap lo kuat ya ka denger ini"
"maksud lo apasih? Gue nggak ngerti"
"selama ini chika mengidap penyakit kanker otak"
 "apaaa..lo becanda kan tasy"raka tidak percaya dengan perkataan tasya
"ka ngapain gue boong, gue juga kaget pas tau semua ini dari mama nya. Ternyata chika nyembunyiin ini semua dari kita dia gamau kita tau dia takut nanti kita ngejauhin dia karna sakitnya. Gue nggak nyangka chika bakalan mikir gitu."tangisan tasya semakin menjadi
"ya tuhaaann...chika kenapa sih lo harus berpikiran begitu, gue sayang sama lo tulus gue ga peduli gmana nya elo"raka merasa marah kenapa chika menyembunyikan ini semua, tapi semarah apapun dia tidak juga bisa berbuat apa-apa, sekarang yang dilakukan nya adalah berdoa dan berharap wanita yg dicintai nya itu segera sembuh, agar mereka dapat bersama-sama menjalani kehidupan yang indah di masa yang akan datang.
"chika gue janji kalo lo sembuh gue bakalan jagain lo chik, gue nggak akan biarin lo sendiri gue janji chik"jerit dalam hatinya raka.

***
operasi pun berlangsung seluruh keluarga tasya dan raka menunggu di depan ruangan operasi. Mereka berdoa demi kesembuhan chika.
Setelah menunggu berjam-jam operasi pun selesai dilakukan. Dokter segera keluar dari ruang operasi. Semuanya berdiri dan menghampiri dokter
"gimana dok?"tanya papa
"hemm...operasinya berhasil kami lakukan"
"alhamdulillah ya allah"jawab mereka semua
"tapi"dokter terlihat sedikit ragu untuk mengucapkan
"tapi kenapa dok?"jawab thomas
"chika sekarang mengalami koma, saya tidak tau persis kapan dia akan sadar"jelas sang dokter
Semuanya kembali bersedih, di satu sisi mereka senang karna operasi itu berhasil dilakukan tapi disisi lain chika belum sembuh total dia harus melewati masa kritisnya. Chika pun keluar dari ruang operasi untuk dipindahkan ke ruangan rawat inap.

***
matahari pun mulai terbenam chika tak kunjung juga sadar semua nya menjaga chika mereka selalu ada disamping chika, mereka tak ingin ketika chika siuman mereka tak berada di samping chika.
Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam, tasya harus pulang karena dia tidak izin tadi kepada orang tuanya. Mama tertidur di pangkuan papa karna keletihan,

Kini yang menjaga chika dan duduk disamping nya adalah raka, thomas mengantar tasya pulang karna sudah larut malam.
"chik lo bangun dong, gue nggak mau kehilangan lo, gue sayang dan cinta banget chik sama lo. Gue seneng disaat gue sama-sama lo gue bahagia chik. Lo cewek yg istimewa buat gue, chika please...lo denger gue kan?"air mata raka jatuh ke tangan chika, ia pegang erat tangan itu sesekali dia cium tangan mulus itu. Tapi sayang tak ada respon dari chika. Dia mash saja tidur. Raka tak putus asa dia tetap berdoa agar chika segera siuman.
Pada pukul 12 malam chika siuman, raka yang tangan nya direspon chika mengangkat kepalanya, dia segera memberitahukan hal tersebut kepada orang tua chika. Papa, mama, thomas dan raka berdiri disamping chika. Chika membuka matanya perlahan
"pa"kalimat itu yg dia ucapkan, tpi suaranya sangat pelan
"iya sayang"papa mengusap kepala chika
"ma"kata chika kemudian
mama mendekati chika dan memeluk putrinya itu
"aku tadi tidurnya lama ya pa, ma"
"iya sayang"jawb mama
 "tapi gapapa sekarang kan chika udah bangun sayang"lanjut papa
chika hanya tersenyum, kali ini chika senyum nya seperti memberikan isyarat bahwa itu senyum nya yang terakhir. Senyum itu terlihat sangat manis
"kakak, ada lo ya"sapa chika kepada thomas
"ada dong"
"maaf ya kak jadi ngerepotin lo, harus datang ke Jakarta padahal banyak tugas kan lo dari kampus"jawab chika
"gapapa, buat ade gue yang cantik apasih yang engga"rayu thomas
Semua diruangan pun tertawa termasuk chika. Chika sepertinya tak menyadari satu orang lagi disana seseorang yang mengharapkan dirinya segera siuman. Tidak, chika sadar akan kehadiran raka dia pun menyapa raka "raka"sapa chika, raka mendekati chika dia duduk di samping chika.
"ka, maafin gue ya, nggak ngasih tau semua ini sama lo gue takut kalo"belum sempat chika meneruskan mulutnya ditutup dengan telunjuk raka
"huuss..jangan ngomongn itu ya, gue nggak marah kok sama lo. Yang penting lo sekarang cepet sembuh ya, gue nungguin jawaban lo kemaren"raka tersenyum.
Chika tersenyum mendengar jawaban raka, iya tak habis pikir raka akan serius
"ka, kalo misalnya gue ninggalin lo gmana?"tanya chika tiba-tiba, dan mengejutkan raka.
"chika lo ngomong apa sih, awas ya kalo lo ngomong gitu sekali lagi"hardik raka
chika diam dan tidak ngomong apa-apa lagi. Beberapa menit dia diam kemudian memanggil papa dan mama nya
"pa, ma"
"iya sayang" papa dan mama pun mendekat
"chika, tadi tidurnya berapa lama ya ma pa?"
"hampir seharian ya kan pa?"tanya mama ke papa
"iya, emang kenapa sayang"tanya papa
"gapapa ma pa. Tapi chika ngerasa ngantuk lagi"jawab chika
"kalo gitu chika tidur lagi sayang, gapapa kok. Chika kan emang butuh istirahat"kata mama menenangkan
Chika kembali diam, ntah apa yang dia pikirkan. Papa merasa itu adalah sebuah firasat chika akan meninggalkan mereka semua.
"ya tuhan jangan jadikan ini perpisan untuk kami"doa papa dalam hatinya.
"pa ma sini deh"chika pun memeluk papa dan mama nya.
"mama dan papa yakin kan kalau aku akan baik-baik saja" mama dan papa mengangguk.

"mama dan papa nggak usah khawatirin aku ya"pinta chika
"iya sayang"jawab mama dan papa yang sudah menitikkan air mata
"ma pa makasih ya, aku jadi ngerepotin karna aku sakit begni"
"chika nggak boleh ngomong gitu. Papa, mama, kak thomas, raka dan tasya kita semua sayang sama chika. Kita akan ngelakuin apapun demi chika" jelas papa
"tasya? Oya tasya mana? Jahat ih dia nggak liat aku"jawab chika cemberut
"tasya nggak jahat sayang, tadi dia jagain kamu tapi karna sudah larut dia harus segera pulang"mama menjelaskan.
"oh hehehe aku kira dia nggak liat aku"
chika kemudian memanggil kakak kesayangan nya.
"kak sini deh, dia pun memeluk thomas" thomas membalas pelukan chika dengan erat
"udah lama juga ya gue nggak ngerasain pelukan lo hehe. Kak makasih ya udah jadi kakak terhebat udah mau sayang sama gue bela-belain kesini buat jenguk gue"
"lo ngomong apasih de, selama gue mash bernafas gue pasti ada kok buat lo, jadi jangan ngomong begitu"jelas thomas
chika hanya membalas jawaban thomas dgn pelukan yg sangat erat.
Sekarang giliran raka yang akan dapat pelukan chika, chika pun memanggil raka, dipelukan raka itu dia mengutarakan semuanya
"ka, makasih ya udah mau dateng ke kehidupan gue. Jujur kedatangan lo banyak beri gue semangat buat sembuh. Tapi mungkin tuhan berkehendak lain sama gue. Ka..gue seneng banget pas lo nembak gue, gue pengen seketika itu penyakit gue lenyap gue pengen lebih lama sama lo. Kenapa gue nunda jawaban gue karna gue takut ketika gue nerima lo, gue nggak bisa kasih banyak waktu gue. Tapi ka jujur dihati gue, gue mau jadi pacar lo gue mau sama-sama lo. Dan gue memutuskan lo mau nggak jadi sahabat gue, kalo kita jodoh gue yakin allah akan mempersatukan kita"chika menjelaskan panjang lebar kepada raka. Sepertinya raka bisa mengerti dan dia tidak meminta chika untuk mengubah keputusan nya, sekarang ini dia udah bisa sama-sama chika, liat dia tersenyum udah jauh lebih indah dibandingkan melihat chika dalam kondisi kritis. Raka tak menjawab apapun dia hanya menambah erat pelukan nya kepada chika.
 "ka gue minta sesuatu sama lo boleh?"tanya chika
"apa?"raka melepaskan pelukan itu
"nyanyi dong buat gue, kangen sama nyanyian yang biasa lo nyanyiin ke gue"
raka hanya tersenyum dia pun menyanyikan lagu yang liriknya
aku dan kamu selalau bersama
habiskan malam walau tanpa bintang
aku dan kamu saling berpelukan
membunuh malam hingga pagi menjelang
bersama slamanya....
Raka menyanyikan lagu itu sedang memeluk chika. Ketika lagu itu selesai dinyanyikan perlahan-lahan pelukan itu terlepas. Ya kini chika sudah tertidur dia tidur dengan sangat manis
"chikaaa..."teriak semua orang diruangan itu. Thomas segera memanggil dokter, dokter memeriksa chika. Dengan menyesal dokter mengatakan kalau chika telah tiada.
"ibuk dan bapak yang sabar. Allah lebih sayang kepada chika, mungkin ini yang terbaik"kata sang dokter menguatkan
Mama papa memeluk chika tangisan mereka mengisi keheningan di dini hari itu. Raka tak kuasa menahan tangis, dia belum kuat melihat wanita yg ia cintai kini pergi meninggalkan nya utk selamanya
Raka pergi keluar kamar, dia menangis sejadi-jadinya diluar. Tangisnya terhenti ketika suster datang padanya
"maaf, apakah anda yang benar bernama raka?"tanya suster
"iya benar"raka mengusap air matanya
Suster itu memberikan secarik kertas kepada raka
"apa ini sus?"tanya raka penasaran
"saya tidak tau, chika memberikan nya kepada saya, dia berpesan agar surat ini diberikan kepada yang bernama raka"suster tsb menjelaskan. Suster pun pergi, raka yang penasaran dengan isi surat itu kemudian membukanya, ia pun mulai membaca

dear raka...
hai raka, jangan sedih ya. Gue tau ketika lo baca surat ini gue udah pergi.
Ka...makasih ya buat hari yang indah, buat semua waktu kita selama ini. Raka....gue tau lo adalah takdir yang direncanakan buat gue. Semenjak kehadiran lo, gue nggak lagi nangis, lo selalu bisa buat gue tersenyum. Raka.. Gue gamau lo sedih, gue berharap setelah lo baca ini lo senyum lagi yah :')
maaf selama ini gue nggak kash tau tentang penyakit gue. Raka..kasih sayang gue cinta gue akan abadi.....
 abadi di dalam hati gue.
selamat tinggal raka. Senyum ya ketika nganter gue ke pemakaman, gue bakalan ngawasin lo hehe. Yaudah segitu aja, gue berharap nanti lo bisa dapetin cewek yg lo idam-idamkan selama ini. Bahagialah ketika gue pergi.
Bye raka sayang ({})

your love
chika

Ya itulah salam terakhir dari chika untuk raka. Raka kembali masuk ke tempat chika dirawat dan dia mengecup kening gadis tersebut dan berbisik di telinga chika
"makasih ya chik. Lo anugerah terindah buat gue, meskipun singkat tapi lo akan gue kenang selamanya. Gue janji gue akan tersenyum buat lo dan surat ini akan jadi saksi kita". Itulah kalimat terakhir raka, sebelum dia pergi meninggalkan ruangan tersebut.

The End
Happy reading guys :)

Tidak ada komentar:

Tidak Apa-Apa Jika Sendiri

Tulisan ini tercipta saat saya sedang menunggu masuk ke sebuah studio untuk menonton. Hari ini tanggalnya cantik sangat bahagia melihat ora...